Jumat 19 Feb 2021 22:14 WIB

Sebanyak 7 Juta Dosis Disiapkan untuk Vaksinasi Tahap Dua

Vaksinasi Covid-19 tahap dua menyasar petugas pelayan publik dan lansia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
 Seorang petugas medis memberikan suntikan vaksin COVID-19 kepada Erri Suprijadi, 70, kiri, di sebuah puskesmas di Jakarta, Indonesia, Senin, 8 Februari 2021. Indonesia sudah mulai memberikan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac Tiongkok Biotech Ltd. kepada petugas kesehatan yang berusia di atas 60 tahun setelah Food and Drug Authority mengumumkan otorisasi penggunaan darurat untuk memberikan suntikan kepada lansia.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Seorang petugas medis memberikan suntikan vaksin COVID-19 kepada Erri Suprijadi, 70, kiri, di sebuah puskesmas di Jakarta, Indonesia, Senin, 8 Februari 2021. Indonesia sudah mulai memberikan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac Tiongkok Biotech Ltd. kepada petugas kesehatan yang berusia di atas 60 tahun setelah Food and Drug Authority mengumumkan otorisasi penggunaan darurat untuk memberikan suntikan kepada lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 tahap dua untuk kelompok sasaran petugas pelayanan publik dan lanjut usia (lansia) dimulai pada Rabu (17/2). Sebanyak 7 juta dosis Vaksin Sinovac siap didistribusikan selama pelaksanaan vaksin dan 25 juta dosis vaksin setengah jadi (bulk) masih diproses kemudian akan digunakan selama proses vaksinasi.

"Yang sudah siap sebanyak 7 juta dosis, kemudian didistribusikan," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat konferensi virtual Kemenkes, Jumat (19/2) malam.

Baca Juga

Tak hanya itu, dia melanjutkan, pemerintah telah menerima 25 juta dosis Vaksin Sinovac dalam bentuk setengah jadi yang saat ini masih diproses di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Bio Farma. Kemudian, vaksin ini akan diolah dan menjadi vaksin siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan sasaran pada tahap dua petugas pelayanan publik dan lansia sebanyak 38 juta.

"Kemudian di awal Maret mungkin bisa distribusikan sebanyak 11 juta dan dua pekan kemudian sisanya," ujarnya.

 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah mengingatkan masyarakat untuk siap divaksin. Bahkan, ia menyebut hukum vaksin wajib atau fardu kifayah bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.

Menurutnya, kewajiban vaksin gugur sampai tercapainya kekebalan komunitas itu tercapai. Karena itu, sebelum tercapainya kekebalan komunitas, masyarakat akan berdosa jika menolak divaksin.

"Kalau pandangan agama (Islam), itu wajib, fardlu kifayah. Kalau belum tercapai apa yang mesti dicapai, itu dosanya belum hilang. Kalau sudah (tercapai) 182 uta orang, itu (dosanya) baru gugur,” katanya.

Secara khusus, Wapres juga mengajak kelompok usia lanjut (lansia) untuk ikut melaksanakan vaksinasi. Wapres menilai, vaksinasi sebagai upaya melindungi lansia sebagau kelompok yang berisiko tinggi terhadap Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Wapres, sehari setelah ia menerima suntikan vaksin Coronavac, pada Rabu (17/2) kemarin.

"Kemarin saya baru divaksin itu, ngantuk (efeknya) itu aja dampaknya, alhamdulillah baik-baik semua. saya bilang kepada manula-manula, mari kita supaya vaksin, karena kita kan ingin mengejar herd immunity, itu kan harus dicapai 70 persen, 182 juta (orang)," ungkap Wapres.

 

photo
Indonesia mengimpor vaksin Covid-19 dari berbagai produsen vaksin dunia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement