Ahad 28 Feb 2021 01:31 WIB

UMM Bangun RS Lapangan Pasien Covid-19

Pembangunan RS akan mulai dibangun pada Maret 2021.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pasien Covid-19 mengantre memeriksa kesehatan di rumah sakit lapangan (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah pasien Covid-19 mengantre memeriksa kesehatan di rumah sakit lapangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) akan membangun RS Lapangan untuk pasien Covid-19. Pembangunan RS akan mulai dibangun pada Maret 2021.

Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti sempat mengunjungi Rumah Sakit Umum (RSU) UMM, Sabtu (27/2). Kunjungan ini dilakukan dalam rangka peninjauan lokasi RS lapangan Covid-19 yang akan dibangun di area RSU UMM.

Baca Juga

Rektor UMM, Fauzan menyatakan, agenda ini termasuk kunjungan final sebelum proses pembangunan RS Lapangan. RS ini akan dibangun di lahan 6.000 meter persegi dan dapat memuat 80 hingga 90 tempat tidur. "Insya Allah pada bulan April RS ini sudah bisa dioperasikan,” ungkap Fauzan.

Direktur RSU UMM Profesor Djoni Djunaedi mengatakan, RS lapangan akan memiliki fasilitas yang lengkap. Hal ini meliputi ruang rawat inap, Unit Gawat Darurat (UGD), ruang rontgen dan ruang infeksius. Ada pula Intensive Care Unit (ICU) ventilator dan nonventilator, ruang bersalin, ruang anak serta incinerator (pembakar sampah ramah lingkungan).

Djoni mengaku RS sangat membutuhkan incinerator untuk mengolah sampah medis. Pasalnya, jumlah RS yang memiliki incinerator sendiri sangat minim di Jawa Timur (Jatim). Selama ini dalam pengolahan sampah medis, UMM selalu menggandeng pihak ketiga. "Karena itu pembangunan ruang  incinerator di RS lapangan ini akan sangat membantu,” kata Djoni dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (27/29.

Djoni berharap pembangunan RS Lapangan bisa rampung sebelum bulan Ramadhan. Meski pandemi kelak akan hilang, RS nantinya dapat dialihfungsikan. Yakni, diubah menjadi pusat perawatan penyakit infeksi di Malang seperti HIV. 

 

 

 

 

 

.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement