Rabu 03 Mar 2021 13:02 WIB

LDR Perbankan di Solo Raya Capai 126 Persen

BI mengklaim perbankan di Solo Raya tidak kesulitan likuiditas.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Lkuiditas perbankan.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Lkuiditas perbankan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan di wilayah Solo Raya mencapai 126 persen per Januari 2021. Meski tergolong tinggi, namun Bank Indonesia (BI) Solo menyatakan perbankan di Solo Raya tidak kesulitan likuiditas.

Berdasarkan data BI Solo, posisi LDR per Januari 2021 tersebut sedikit meningkat dibandingkan Desember 2020 yang sebesar 125,6 persen. Namun, LDR justru turun jika dibandingkan posisi Januari 2020 yang sebesar 135,7 persen.

Baca Juga

Meski LDR tinggi, namun pertumbuhan penyaluran kredit di Solo Raya hanya 1,4 persen per Januari 2021 secara year on year (yoy). Pada Desember 2020, kredit di Solo Raya hanya tumbuh 0,4 persen. Padahal pada Desember 2019, pertumbuhan kredit mencapai 9,8 persen, dan sedikit turun menjadi 8,1 persen pada Januari 2020. Total kredit yang disalurkan hingga Januari 2021 di Solo Raya mencapai Rp 97,97 triliun.

Sementara dari sisi pendanaan, pertumbuhan DPK di Solo Raya pada Januari 2021 sebesar 8,8 persen (yoy) sama dengan posisi Desember 2020. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK pada Desember 2019 yang sebesar 6,6 persen dan Januari 2020 sebesar 7,1 persen. Total penyaluran DPK perbankan di Solo Raya hingga Januari 2021 mencapai Rp 77,44 triliun.

Dengan data pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, maka aset perbankan di Solo Raya hingga Januari 2021 tercatta sebesar Rp 93,24 triliun atau tumbuh 5,9 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, menyatakan, rasio LDR di Solo Raya tergolong agresif. Buktinya, porsi kredit dan simpanan itu di atas 100 persen. Dia menilai, secara sifat, perbankan di Solo Raya tidak malas.

"LDR tinggi. Tapi Solo Raya, bukan satu entitas, duit diperoleh dari nasional. Ini hanya Solo Raya, kalau tidak punya uang pinjam dari pusat. Kenapa LDR lebih dari 100 persen karena dana disuplai dari daerah lain, ada daerah lain yang LDR-nya rendah," terang Nugroho kepada wartawan, Senin (1/3).

Nugroho menambahkan, banyaknya kredit dari luar yang mengalir ke Solo Raya karena memang banyak pabrik dan aktivitas ekonomi di Solo Raya. Statistik kredit kepemilikan rumah (KPR) juga dinilai positif meski tidak setinggi kondisi normal.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement