Rabu 03 Mar 2021 15:48 WIB

SBY Disebut tak Langsung Turuti Permintaan Ganti Anas

Desakan kader di berbagai daerah menggulingkan Anas dipertimbangkan matang oleh SBY.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan kuatnya desakan kader untuk menggantikan Anas Urbaningrum dari posisi ketua umum Demokrat pada 2013. Namun, Herzaky menyatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak langsung mengamini desakan tersebut.

Tanggapan Herzaky sekaligus membantah isu kudeta yang dilakukan SBY terhadap Anas. Menurutnya, SBY tak sampai hati melakukan kudeta. SBY pun menunggu proses hukum terhadap Anas hingga terang benderang.

"Meskipun ada desakan-desakan dari banyak DPD dan DPC, beliau (SBY) tidak langsung mengikuti aspirasi itu," kata Herzaky kepada Republika.co.id, Rabu (3/3).

Herzaky menyampaikan, SBY justru memberi sikap yang melindungi Anas. Desakan dari kader di berbagai daerah untuk menggulingkan Anas kala itu dipertimbangkan matang oleh SBY.

"Sangat salah (SBY kudeta Anas). Karena, Pak SBY masih mengedepankan asas praduga tak bersalah," ujar Herzaky.

Selanjutnya, Herzaky menilai, proses pergantian Ketua Umum di Demokrat berjalan mulus kala itu. "Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Anas mengundurkan diri," ucap Herzaky.

Tercatat, Anas menjadi ketua umum Partai Demokrat pada 23 Mei 2010. Pada 22 Februari 2013, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Anas sebagai tersangka atas atas dugaan gratifikasi dalam proyek Hambalang. Keesokan harinya, pada 23 Februari 2013, Anas menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Demokrat dalam sebuah pidato yang disampaikan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement