REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan segera membentuk Indonesia Baterai Holding (IBH). Nantinya PT Pertamina (Persero) akan terlibat di holding ini dan berperan di empat sektor value chain dari pabrik baterai ini.
SVP Strategy & Investment Pertamina (Persero), Daniel S Purba, mengungkapkan, Pertamina sudah aktif mengikuti perkembangan teknologi baterai, pemanfaatannya dan juga para pemainnya sekitar empat sampai lima tahun terakhir. Hal ini juga merupakan bagian langkah Pertamina dalam merespons transisi energi.
“Pertamina sebagai energy company harus bisa mengikuti, mencermati, dan merespons ke arah mana kira-kira industri energi ini akan berkembang. Di Eropa memang sudah lama berkembang ekosistemnya dan kita baru mulai, dan ini bukan hal yang sederhana,” kata Daniel dalam webinar, Kamis (4/3).
Dalam proses value chain di dalam ekosistem EV battery, Daniel mengungkapkan ada tujuh tahapan yang akan dikerjakan, mulai dari pertambangan nikel, pengolahan nikel atau refining, pembangunan precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack, sampai ke recycling.
“Kita melihat mungkin ke depan recycle-nya seperti apa, nah ini hal lain lagi. Tapi sekarang ini kita lihat kompetensi kita akan masuk aktif di empat bagian value chain dari tujuh yang ada,” kata Daniel.