REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, (AHY) tak menampik ada kader yang terlibat dalam gerakan pengambilalihan partai. Setidaknya, ada tujuh persen yang terlibat dan semuanya telah diganti oleh pihaknya.
"Fakta di lapangan sekali lagi hanya sekitar tujuh persen dan itu pun sudah kita ganti. Sudah di-Plt, kami bisa buktikan dokumen-dokumennya," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (5/3).
Terpapar, sebut AHY, kepada kader-kader yang terlibat dalam gerakan kudeta tersebut. Mayoritas mereka diiming-imingi oleh janji, uang, hingga posisi strategis di partai berlogo bintang mercy.
"Sejumlah ketua DPC yang terpapar gerakan pengambil alihan kepemimpinan partai Demokrat yang saat ini, tetapi semua itu ada 34 yang saya catat berdasarkan laporan dari lapangan," ujar AHY.
Ia juga menyayangkan sikap senior dan mantan kader yang sebelumnya tak berjuang untuk Partai Demokrat. Namun mereka justru muncul ketika ada pihak yang berusaha mengambil partai dengan cara tak benar.
"Seolah-olah mereka adalah kader aktif seolah-olah mereka adalah kader yang memiliki hak suara yang sah. Bukan, saya bisa pastikan itu," tegas AHY.
Diketahui, kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar oleh pihak yang kontra dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menetapkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum partai periode 2021-2025. Hal tersebut diputuskan dalam KLB yang digelar di Deli Serdang, Sumatra Utara.
"Maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi ketua umum partai Demokrat periode 2021-2025, setuju?" tanya Jhoni Allen Marbun dijawab setuju oleh peserta KLB, Jumat (5/3).