REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Posmat TNI AL Bukukumba dan Basarnas Kabupaten Bantaeng, Provinsi Dulawesi Selatan (Sulsel), menyelamatkan nelayan yang terombang-ambing di perairan Bulukumba selama sembilan jam.
"Perahu yang dikemudikan nelayan asal Kabupaten Jeneponto, Sulsel, mengalami mesin mati di perairan perbatasan perairan Bira Tanaberu, sebelah barat laut Pulau Liukang Kabupaten Bulukumba, Sulsel," kata Komandan Posmat TNI AL Bulukumba, Serka Nav Mursalim saat dikonfirmasi dari Kota Makassar, Senin (8/3).
Mursalim mengatakan, nelayan bernama Hamzah (60) diselamatkan oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Posmat TNI AL Bukukumba dan Basarnas Kabupaten Bantaeng. Tim SAR gabungan langsung melaksanakan operasi SAR setelah mendapatkan laporan tentang adanya perahu nelayan asal Jeneponto yang mengalami mesin mati di wilayah sekitar perairan Bulukumba.
Kabar perahu nelayan yang mengalami mesin mati ini dikabarkan oleh Hamzah yang menelpon ke istri korban yang bernama Mama Amin (58) di Jeneponto pada pukul 14.00 Wita kemarin, saat dirinya akan kembali menuju ke pelabuhan umum Kota Bulukumba.Selanjutnya istri korban melaporkan ke pihak BPBD Jeneponto dan diteruskan ke Basarnas Bantaeng untuk meminta bantuan SAR.
Awalnya, pada pukul 10.00 Wita, Jumat (5/3) Hamzah ini berangkat memancing menggunakan perahu Lepa-lepa dari pelabuhan umum Kota Bulukumba ke arah perairan Bira Bulukumba, ketika akan kembali di situlah perahunya bermasalah.
"Pada pukul 19.00 Wita kami menerima info dari pihak Basarnas Bantaeng dan segera merapat ke Kantor SAR Bantaeng untuk berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan SAR terhadap korban," ucap Mursalim menambahkan.
Pada pukul 21.48 Wita, tim SAR Gabungan bergerak menuju perairan perbatasan perairan Bira Tanaberu, sebelah barat laut Pulau Liukang, Kabupaten Bulukumba dengan menggunakan rigid hulled inflatable boat (RHIB) SAR Bantaeng dan jelang dini hari baru korban berhasil diselamatkan setelah terombang-ambing selama 9 jam di laut.