REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Keamanan PBB pada pekan lalu gagal menyetujui pernyataan bersama tentang tindakan keras militer Myanmar yang semakin kejam terhadap para pembangkang pro-demokrasi.
Sebuah pertemuan tertutup dari badan yang ditugaskan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas internasional itu berakhir tanpa pernyataan meskipun ada seruan dari Amerika Serikat dan anggota lainnya untuk front persatuan guna mengatasi krisis tersebut.
Rusia dan China, keduanya anggota tetap DK PBB dengan hak veto, sebelumnya telah menyuarakan pendapat untuk mendukung non-campur tangan, menggambarkan situasi yang semakin mengerikan itu sebagai urusan internal.