Rabu 10 Mar 2021 16:01 WIB

HUT ke-24 Kota Bekasi, Walkot Prioritaskan Atasi Banjir

Opsi atasi banjir dengan membersihkan atau revitalisasi sungai-sungai di Kota Bekasi.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Bilal Ramadhan
Foto udara banjir yang menggenangi perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (19/2/2021). Menurut data BPBD Kota Bekas Banjir menggenangi wilayah tersebut pada pukul 12.00 WIB akibat kondisi tanggul kali Bekasi rusak.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Foto udara banjir yang menggenangi perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (19/2/2021). Menurut data BPBD Kota Bekas Banjir menggenangi wilayah tersebut pada pukul 12.00 WIB akibat kondisi tanggul kali Bekasi rusak.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kota Bekasi berumur 24 tahun hari ini. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan, masih akan menjadikan banjir sebagai prioritas utama dalam masa jabatannya yang akan berakhir pada 2023 mendatang.

"Banjir menjadi prioritas utama," kata Pepen, sapaan akrabnya, Rabu (10/3).

Pepen menjelaskan, masalah banjir di Kota Bekasi memang cukup pelik. Hal ini lantaran wilayah kota patriot dikelilingi oleh banyak sungai.

"Banjir (di Kota Bekasi) itu kan dibelah oleh Kali Bekasi, ada kali Bekasi Timur, ada kali Bekasi Barat. Nah dari kali Bekasi ke timur itu ada tiga sungai yang sekarang ini terus (banjir) ya Pondok Hijau, Rawalumbu yang di barat itu Duta Indah, Nasio terus Jatikramat," terang dia.

Dalam menangani banjir di aliran Kali Bekasi, kata Pepen, Kota Bekasi hanya punya satu opsi yakni membersihkan atau merevitalisasi sungai-sungai yang kini berubah fungsi. Sebab, elevasi di bawah permukaan laut (DPL) Kota Bekasi hanya 29 meter.

Tidak dipungkiri, cara ini juga akan menelan banyak biaya serta waktu yang tak sedikit. Termasuk melakukan pembebasan lahan di daerah aliran sungai.

"Kali yang sudah berubah fungsi (dinormalisasi) dengan restoratif justice (mengembalikan fungsi). Kemudian yang kedua dengan long storage (polder atau embung). Hanya dengan (cara) itu," kata dia.

Selain restoratif justice, cara yang digunakan untuk mengendalikan banjir adalah dengan membangun polder air. Cara ini bisa lebih mudah, namun tak bertahan lama. Bisa diterapkan untuk menahan banjir di Kali Cakung.

"Untuk daerah yang dilewati Kali Cakung, harus ada polder air. Kurang lebih empat atau lima yang akan kita bangun," kata dia beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement