Jumat 12 Mar 2021 11:06 WIB

Prancis Tetap Lanjutkan Gunakan Vaksin AstraZeneca

Prancis tidak melihat ada alasan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang perawat bersiap untuk memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19.
Foto: Jung Yeon-je / Pool via AP
Seorang perawat bersiap untuk memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, menyatakan otoritas kesehatan Prancis tidak melihat ada alasan untuk menghentikan penggunaan vaksinasi AstraZeneca, Kamis (11/3). Sebelumnya ada penangguhan di beberapa negara Eropa lainnya.

Veran mengatakan, badan keamanan obat Prancis, sejalan dengan mitranya di Uni Eropa, telah memberi tahu bahwa tidak ada alasan untuk menangguhkan suntikan dengan vaksin AstraZeneca. "Manfaat vaksin AstraZeneca dianggap lebih tinggi daripada risiko pada saat ini,” kata Veran pada pengarahan virus korona mingguan.

Baca Juga

Otoritas kesehatan di Denmark, Norwegia dan Islandia menangguhkan penggunaan suntikan vaksin AstraZeneca. Penundaan ini terjadi menyusul laporan pembentukan gumpalan darah pada beberapa orang yang telah divaksinasi.

Meski ada laporan tersebut, Veran mengatakan, penyelidikan terus berlanjut di Prancis dan luar negeri. Terlebih lagi Inggris telah memvaksinasi jutaan dengan suntikan AstraZeneca. London pun menyarankan untuk melanjutkannya dan tidak mencatat risiko berlebih berskala besar terkait dengan vaksin tersebut.

Veran yang merupakan seorang ahli saraf mengatakan, dari sekitar lima juta orang Eropa yang divaksinasi dengan AstraZeneca, hanya sekitar 30 orang yang mengalami masalah pembekuan darah. Hal ini sejalan dengan jumlah kasus yang diperkirakan terjadi pada lima juta orang yang belum divaksinasi.

Baca juga : Biden Teken UU Penanggulangan Covid-19, IHSG Dibuka Naik

"Kami melihat secara sistematis pada setiap kasus yang dinyatakan dari efek samping serius yang tidak diinginkan ... setiap kasus dianalisis untuk hubungan kausalitas dengan vaksinasi, yang sejauh ini belum diidentifikasi secara resmi,” kata Veran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement