Sabtu 13 Mar 2021 20:34 WIB

KPIQP Prihatin Nasib Perempuan dan Anak-Anak di Palestina

Persoalan di Palestina membutuhkan persatuan umat beragama.

KPIQP selenggarakan Webinar
Foto: istimewa
KPIQP selenggarakan Webinar "Duka Perempuan dan Anak Al Quds"

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP) menggelar webinar bertema “Duka Perempuan dan Anak Al Quds, Duka Kita”, Sabtu (13/3). Melalui webinar ini, KPIQP prihatin dengan nasib perempuan dan anak di Alquds.

Ketua KPIQP, Nurjanah Hulwani, mengingatkan persoalan di Palestina membutuhkan persatuan umat beragama.“Cukup menjadi manusia untuk menolong Palestina,” pesannya dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (13/3).

Baca Juga

Terkait, penderitaan yang dialami oleh perempuan dan anak di Palestina, Kepala Pusat Studi Gender UII, Dr. Trias Setiawati mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya mengalami penderitaan secara individual dan keluarga. Perempuan dan anak Alquds harus menghadapi tentara-tentara Israel setiap harinya. 

"Tentara Israel tidak membedakan antara perempuan, anak, atau lelaki. Semua diperlakukan seperti menghadapi laki-laki dewasa,"katanya.

Hal tersebut dibenarkan Zena Said, guru majelis taklim Mesjid Al Aqsha. Menurutnya, Israel secara sengaja menyengsarakan perekonomian penduduk Al Quds hingga tingkat kemiskinan mencapai 82 persen.

Zena mengalami dua kali kekerasan hingga rahangnya patah. “Namun diatas itu semua, para perempuan Al Quds lebih mengkhawatirkan kondisi Masjid Al Aqsha dibawah penjajahan zionis. Al Aqsha adalah titipan Nabi dan arah perjuangan hidup Muslim,” kata Zena.

Drs. Bunyan Saptomo, M.A selaku perwakilan MUI menegaskan mengapa pentingnya peran umat Islam dalam perjuangan untuk Al Aqsa.

“Marilah kita memanfaatkan media yang ada, untuk sama-sama menggalang persatuan dan kampanye terhadap dunia. Mari kita terus dengungkan upaya untuk mewujudkan perdamaian, melawan penjajahan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh Israel,” ungkapnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement