REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Indramayu mulai mengembangkan budidaya tanaman porang. Budidaya tersebut diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Administratur KPH Perhutani Indramayu, Asep Saepudin, mengatakan, pengembangan tanaman porang itu akan dilakukan di bawah tegakan pohon jati. Dia menilai, budidaya tanaman porang sangat potensial karena KPH Perhutani Indramayu memiliki lahan tegakan pohon jati yang luas.
"Potensinya ada sekitar 1.000 – 2.000 hektare," ujar Asep, Senin (15/3).
Asep mengatakan, saat ini budidaya porang baru tahap uji coba seluas 2,5 hektare. Dari penanaman di lahan seluas itu, sejauh ini pertumbuhannya bagus sehingga akan terus dilanjutkan.
Untuk pengembangan budidaya porang, Asep menyatakan, pihaknya akan melibatkan sekitar sepuluh kelompok tani. Setiap kelompok tani, beranggotakan 15 – 20 orang.
Asep menilai, pengembangan tanaman porang bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, pengembangan budidaya tanaman tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, petani yang menjadi mitra Perhutani selama ini sudah terbiasa menanam tanaman padi.
"Ya perlu penyesuaian dulu karena sistem baru, tanaman baru," tutur Asep.
Porang atau Amorphophallus Onchophyllus merupakan tumbuhan semak yang memiliki tinggi 100–150 sentimeter dengan umbi berada di dalam tanah. Porang bisa digunakan sebagai bahan makanan seperti mi, tahu, shirataki dan konyaku.
Umbi porang juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri lem, campuran bahan kertas, pengganti media tumbuh mikroba, isolator listrik, bahan parasut, bahan obat, penjernih air, pengikat formula tablet, dan pengental sirup. Perhutani Indramayu bekerja sama dengan PT Biotek Cipta Kreasi untuk pengembangan tanaman porang. Kerja sama mulai dari penyediaan bibit, pemeliharaan tanaman hingga pascapanennya.
CMO PT Biotek Cipta Kreasi, Andres Pramono, menjelaskan, porang hanya perlu ditanam sekali. Namun, bisa berproduksi terus menerus.
"Porang masa panennya sekitar setahun," kata Andres.
Andres menyatakan, untuk tahap awal, penanaman porang di lahan Perhutani Indramayu uakan dilakukan seluas 100 hektare. Penanaman terutama dilakukan di Kecamatan Terisi.
"Kami bekerja sama mulai dari pembibitan, perawatan hingga panen pun kita yang beli. Untuk memenuhi pasar lokal dan sebagian untuk ekspor," kata Andres.
Andres menyebutkan, bobot porang bisa mencapai 2-10 kg per buah. Adapun harganya sekitar Rp 8.000 per kg.