REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Israel Reuven Rivlin dan Kepala Stafnya, Aviv Kochavi dilaporkan melakukan perjalanan ke Eropa pada Selasa (16/3) lalu. Lawatannya itu bertujuan untuk melobi para pemimpin negara-negara Eropa terhadap keputusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk membuka penyelidikan atas dugaan kejahatan di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Seperti dilansir laman Middle East Monitor, Rivlin dan Kochavi akan mengadakan serangkaian pertemuan di Jerman, Austria, dan Prancis. Sebelum keberangkatannya, Presiden Israel mengatakan, bahwa dia akan berbicara dengan para pemimpin Eropa yang berfokus pada seruan Israel untuk membatalkan keputusan ICC baru-baru ini dalam meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran hukum internasional di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
"Presiden juga akan berbicara tentang penyalahgunaan ICC terhadap tentara dan warga negara Israel," kata pernyataan Presiden dikutip laman Xinhua, Kamis (18/3).
Presiden mengatakan kunjungan itu juga akan fokus pada Iran, yang dianggap Israel sebagai musuh bebuyutannya. Selain itu, presiden juga akan menggemakan keberatan Israel terhadap kesepakatan nuklir 2015 antara republik Islam itu dan kekuatan dunia.
Israel Hayom melaporkan Rivlin mengatakan bahwa dia telah menerima undangan dari rekan-rekannya dari Jerman, Prancis dan Austria untuk mengunjungi negara mereka. Surat kabar itu menambahkan bahwa dua pejabat Israel akan fokus juga pada Hizbullah dan ancaman Iran serta penyelidikan ICC.