REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait suara anak muda tentang isu-isu sosial politik bangsa, termasuk Covid-19. Hasil survei menunjukkan, sebanyak 73,2 persen anak muda menyatakan bersedia divaksin Covid-19.
"Ini kabar bagus ya. Yang tidak bersedia itu jauh lebih sedikit dibanding masyarakat umum," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Ahad (21/3).
Dari survei ini ditemukan, persentase anak muda yang menyatakan bersedia divaksin lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum yang menyatakan bersedia divaksin pada hasil survei Februari lalu. Sementara, jumlah anak muda yang menyatakan kurang dan tidak bersedia divaksin adalah 21,5 persen dan sisanya tidak menjawab.
Kebersediaan divaksin merata di hampir semua kelompok, mulai dari jenis kelamin, usia, etnis, agama, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, desa-kota, dan wilayah. Selanjutnya, sebesar 73,7 persen anak muda mengaku percaya, vaksin Covid-19 dapat mencegah tertular virus corona.
Di samping itu, sebanyak 61,3 persen anak muda memilih agar pemerintah melakukan penutupan total atau lockdown cukup di wilayah kabupaten/kota zona merah saja. Hanya 14,1 persen anak muda yang menginginkan pemerintah memberlakukan penutupan total secara nasional.
Namun, ada juga 19,6 persen anak muda yang menyatakan pemerintah tidak perlu ada lockdown sama sekali. Sisanya, lima persen tidak menjawab.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 4-10 Maret 2021 kepada 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Dengan situasi pandemi Covid-19, survei dilakukan melalui wawancara telepon.
Responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Indikator Politik Indonesia menggunakan metode simple random sampling dengan toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.