Selasa 23 Mar 2021 14:06 WIB

Risma: Pandemi Berdampak Paling Besar pada Peran Ibu

Mensos juga menyoroti dampak pandemi Covid-19 kepada keluarga kurang mampu.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, pandemi Covid-19 paling besar memberi dampak pada peran ibu saat anak-anak harus bersekolah dari rumah. Menurut dia, para ibu kini memiliki peranan lebih selain mengurus rumah tangga, juga berperan menjadi guru dan teman sebaya anak saat tidak adanya pembelajaran tatap muka.

"Peran itulah yang harus digantikan orang tua, terutama kaum ibu yang luar biasa mendampingi anak-anaknya secara lengkap," ujar Risma dalam seminar daring bertajuk 'Perlindungan Sosial dalam Respon Covid-19: Perlindungan dan Layanan Sosial Inklusif' bersama UNICEF di Jakarta, Selasa (23/3).

Risma mengatakan, anak-anak pada masa pandemi yang biasanya menggunakan 30-40 pesen waktunya di sekolah, kini menghabiskan waktunya lebih banyak di rumah. Sehingga, para ibu pada masa pandemi banyak mencari cara bagaimana putra-putrinya tidak bosan dengan hanya belajar di rumah saja.

Di balik peran ibu tersebut, Risma juga menyoroti dampak pandemi Covid-19 kepada keluarga kurang mampu. Sehingga ada orang tua tak dapat memberikan fasilitas pembelajaran lebih pada anaknya. Risma pun meningat kala masih menjadi wali kota Surabaya pernah memberikan sebuah handphone pada seorang anak pemulung.

"Mereka begitu gembira. Bahkan mereka menangis bersama, karena selama ini para ibu ini harus menemani putra-putrinya mengantarkan ke tempat temannya yang mempunyai handphone atau gadget," kata politikus PDIP itu.

Risma menekankan, peran multisektor tersebut kini harus diambil oleh seorang ibu. Oleh karenanya, dia menginstruksikan jajarannya untuk memberikan pelayanan secara komperhensif pada para ibu.

"Mari kita bersama-sama melihat bahwa pada hari ini pandemi telah membolak-balikkan, memporak-porandakan semua yang selama ini kita biasa lakukan dengan peranan yang mungkin hanya berbagai sektor. Saat ini kita harus melakukannya secara komprehensif," ujar Risma.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement