Kamis 25 Mar 2021 19:22 WIB

Februari 2021, BRI Catat Restrukturisasi Kredit Rp 189,3 T

Secara keseluruhan jumlah debitur yang kreditnya direstrukturisasi konsisten menurun

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Restrukturisasi Kredit guna menekan PHK selama pandemi Covid-19, (ilustrasi). PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk mencatatkan total restrukturisasi kredit sebesar Rp 189,3 triliun dari 2,7 juta debitur per Februari 2021.
Foto: Daan Yahya/Republika
Restrukturisasi Kredit guna menekan PHK selama pandemi Covid-19, (ilustrasi). PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk mencatatkan total restrukturisasi kredit sebesar Rp 189,3 triliun dari 2,7 juta debitur per Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk mencatatkan total restrukturisasi kredit sebesar Rp 189,3 triliun dari 2,7 juta debitur per Februari 2021. Adapun secara bulanan pada Januari dan Februari 2021 terdapat peningkatan jumlah restrukturisasi kredit.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan secara keseluruhan jumlah debitur yang kreditnya direstrukturisasi konsisten mengalami penurunan. "Memang puncak restrukturisasi karena Covid-19 terjadi September 2020. Saat itu jumlah debitur yang kami restrukturisasi hampir tiga juta, yaitu 2,975 juta debitur dengan outstanding kurang lebih Rp 193 triliun. Angka ini terus menurun sejak Oktober, konsisten terus turun sampai Desember," ujarnya saat konferensi pers virtal, Kamis (25/3).

Baca Juga

"Ada kenaikan sedikit pada Januari dan Februari. Itu lebih karena beberapa debitur korporasi yang sudah diputus periode Desember, tetapi secara legally documented baru dilakukan Januari dan Februari," ucapnya.

Dia berharap berkurangnya jumlah debitur restrukturisasi dapat terus konsisten berkurang sampai akhir tahun, sehingga pada akhir Desember 2021, total portofolio restrukturisasi kredit secara keseluruhan turun. Dari sisi rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menargetkan NPL bisa terus ditekan di bawah tiga persen hingga akhir tahun ini. Tercatat NPL Gross BRI sepanjang 2020 lalu tercatat 2,99 persen.

"Harapan kami dan kalau kita lihat sekarang mulai ada vaksin, sehingga PSBB bisa dilonggarkan dan kita tahu UMKM di samping ada transaksi digital, tapi faktor tatap mukanya masih besar. Maka kami optimistis 2021 dengan adanya vaksin ini akan membaik sehingga harapan kami NPL bisa dipertahankan di bawah tiga persen," ucapnya

Pada tahun lalu, bank spesialis kredit mikro tersebut mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun sehingga total aset perseroan mencapai Rp 1.511,8 triliun atau tumbuh 6,7 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan kredit mencapai 3,9 persen (yoy) atau menjadi Rp 938,4 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,8 persen pada 2020 menjadi Rp 1.121,1 triliun. (Novita Intan)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement