Jumat 26 Mar 2021 06:27 WIB

'Max Sopacua Itu Ibarat Menepuk Air Terpercik Muka Sendiri'

Banyak jejak digital, justru Max Sopacua yang pernah diperiksa KPK di Kasus Hambalang

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Max Sopacua (kanan) menyampaikan keterangan pers di kawasan Wisma Atlet Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Dalam konferensi pers tersebut dibahas tentang situasi terkini Partai Demokrat versi KLB.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Max Sopacua (kanan) menyampaikan keterangan pers di kawasan Wisma Atlet Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Dalam konferensi pers tersebut dibahas tentang situasi terkini Partai Demokrat versi KLB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat kubu Cikeas angkat suara terkait sindiran yang disampaikan salah satu inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Deli Serdang, Max Sopacua. Max mengatakan bahwa masih ada pihak yang belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang.

Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu), Kamhar Lakumani mengatakan fitnah yang dilontarkan Max ibarat menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. "Banyak jejak digital, justru Max Sopacua yang pernah diperiksa KPK terkait kasus Hambalang," kata Kamhar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/3).

Baca Juga

Kamhar menyebut gerombolan kubu KLB dinilai gemar mencari sensasi. Pilihan Hambalang sebagai tempat konfrensi pers ia pandang untuk mencari sensasi semata. 

"Darmizal, Max Sopacua dan kawan-kawan yang tergabung sebagai gerombolan GPK PD sangat gandrung sensasi. Semua argumentasi kecintaan dan niat baik untuk membesarkan Partai Demokrat yang sering mereka presentasikan justru bertolak belakang dengan apa yang mereka kerjakan," ucapnya.

Selain itu, ia menilai pernyataan Max Sopacua semakin menambah daftar fitnah terhadap Partai Demokrat. Tidak tanggung-tanggung, kini kubu KLB mulai melontarkan fitnah ke Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Baca juga : Larangan Mendahului Puasa Ramadhan dengan Puasa Sunnah

"Semakin ke sini, semakin tampak nyata dan terang benderang pertentangan antara 'niat baik' yang mereka sampaikan untuk menyelamatkan Partai Demokrat dengan yang mereka kerjakan justru memfitnah, memutarbalikan fakta, merangkai kebohongan, bersandiwara dan berbagai kegiatan lainnya untuk merusak Partai Demokrat. Semua kader memonitor dan mempersepsikan mereka adalah biang kerok perusak partai," terangnya.

Sebelumnya Partai Demokrat kubu KLB Deli Serdang menggelar konferensi pers di Hambalang. Dalam konferensi pers tersebut Max menyindir masih ada politikus Partai Demokrat yang belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang. 

Max juga mendorong lembaga penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus tersebut, agar semua yang terlibat menerima ganjaran atas perbuatannya. "Kami serukan kepada lembaga hukum, dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan. Silakan gali keterangan saksi siapa saja yang menikmati (korupsi) Hambalang," ujar Max di Hambalang Sport Center, Bogor, Kamis (25/3).

Max menjelaskan, alasan Demokrat kubu Moeldoko atau KLB menggelar konferensi pers di Hambalang Sport Center, Bogor, karena proyek inilah yang telah menghancurkan elektabilitas Demokrat. "Tempat inilah, proyek inilah adalah salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Partai Demokrat ketika peristiwa-peristiwa itu terjadi," kata Max.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement