REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi, Abdullah Hehamahua mengajak kembali masyarakat yang pernah bernaung di bawah bendera bulan dan bintang untuk bersatu. Jika persatuan kembali terjadi di partainya, kejayaan Masyumi dinilainya akan kembali pada 2049.
"Satukan hati, luruskan niat kibarkan bendera merah putih dan hijau hitam, Masyumi untuk bisa mencapai kejayaan minimal (pada) 2049. Paling jauh 2045, syukur-syukur 2024, Anda bisa menjamin kejayaan," ujar Abdullah dalam keterangan pers video pengumuman kepengurusan Partai Masyumi yang dikutip pada Selasa (6/4).
Pada kejayaannya di pemilihan umum (Pemilu) 1955, Partai Masyumi meraih 57 kursi untuk Konstituante. Sama dengan jumlah yang diperoleh Partai Nasional Indonesia (PNI) saat itu.
"Tapi tidak berhasil mengolkan Islam sebagai dasar negara, maka kemudian Soekarno menerbitkan keputusan presiden untuk membubarkan Masyumi, tapi sebelum terbit Kepres itu, pimpinan dengan pertimbangan semuanya kemudian menyatakan diri membubarkan Partai Masyumi," ujar Abdullah.
Setelah pembubaran Partai Masyumi pada 1959, cerita Abdullah, partai berlambang bulan dan bintang itu sebetulnya berusaha untuk bangkit kembali. Namun usaha yang dilakukan pada Orde Baru disebutnya sulit, sehingga urung terlaksana waktu itu.
Baru setelah reformasi, Partai Masyumi kembali lahir. Meski waktu itu, perolehan suara yang diperoleh pada pemilihan umum (Pemilu) 1999 tak seperti kejayaannya di masa lalu. "Kemudian tidur lagi dan sekarang waktunya untuk kita kembali lagi," ujar Abdullah.
Abdullah mengaku, ingin menyelamatkan partai berlambang bulan dan bintang itu sebelum dirinya tutup usia. "Dalam kondisi gonjang-ganjing internal keluarga besar Masyumi, saya sebelum menutup mata, saya tampil ke depan untuk menyelamatkan kondisi internal umat Islam khususnya Masyumi," ujar Abdullah.
Baca juga : Majelis Hakim Tolak Eksepsi HRS, Ini Alasannya
Sebagai salah satu sosok yang hadir sejak kejayaan Partai Masyumi dulu, Abdullah mengatakan bahwa dia memiliki tanggung jawab moral terhadap partai ini. Setelah senior-senior Partai Masyumi telah meninggal, seperti Muhammad Natsir, Mohammad Roem, Yunan Nasution, dan Husein Umar yang telah meninggal dunia.
"Abdullah Hehamahua mengatasnamakan HMI dan itu orang (nama-nama yang disebutkan dalam pernyataannya) sudah meninggal, tinggal saya sendiri. Maka dari itu tanggung jawab moral saya sebagai orang yang diamanahkan," ujar Abdullah.