REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat, Tesla terus diterpa berbagai masalah. Kali ini hadir pada kamera yang ada di kendaraan Tesla yang diindikasikan dapat menjadi mata-mata.
Kendati demikian, pembuat mobil itu membantah dengan menuliskan di halaman media sosial di China untuk berusaha meredakan masalah keamanan di pasar mobil terbesar di dunia. Tesla berupaya meyakinkan bahwa kamera yang ada di kendaraan Tesla tidak dapat aktif bagi mereka yang berada di luar Amerika Utara.
"Bahkan di Amerika Serikat, pemilik mobil dapat dengan bebas memilih apakah akan mengaktifkan penggunaan (sistem kameranya). Tesla dilengkapi dengan sistem keamanan jaringan dengan tingkat keamanan terdepan di dunia untuk memastikan perlindungan privasi pengguna," tulis pembuat mobil listrik di Weibo, yang dikutip dari Reuters, Kamis (8/4).
Dalam hal ini, Tesla memang sedang menghadapi pengawasan di China. Militer pada Maret melarang mobil Tesla memasuki kompleksnya, dengan alasan kekhawatiran keamanan atas kamera di kendaraannya.
Pada forum virtual di Beijing pada bulan Maret, yang diadakan tidak lama setelah laporan larangan itu muncul, pendiri Tesla Elon Musk menekankan motivasi bisnis perusahaan untuk melindungi privasi pengguna."Ada dorongan yang sangat kuat bagi kami untuk sangat merahasiakan informasi apa pun," kata Musk.
"Jika Tesla terbukti menggunakan mobil untuk memata-matai di China atau di mana pun, kami siap akan ditutup," tambah dia.
China adalah medan pertempuran utama untuk kendaraan listrik. Pada tahun 2020 Tesla menjual 30 persen dari total globalnya di negara tersebut.