Kamis 08 Apr 2021 17:57 WIB

Oposisi Kritik Pertemuan Dubes Malaysia dengan Junta Myanmar

Pertemuan itu dikhawatiran seolah-olah Malaysia mengakui junta.

Ilustrasi: Suasana demonstrasi antijunta militer di Myanmar.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Suasana demonstrasi antijunta militer di Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Pihak oposisi Malaysia mengkritik pertemuan Duta Besar Malaysia di Myanmar, Datuk Zahairi Baharim dengan Menteri Elektrik dan Tenaga Myanmar, Aung Than Oo pada 7 April 2021 di Naypyidaw. Kritikan tersebut disampaikan Majelis Sekretaris Partai yakni Shamsul Iskandar Mohd Akin (Partai Keadilan Rakyat), Khalid Samad (Partai Amanah Negara) dan Liew Chin Tong (Partai Aksi Demokrasi/DAP), Kamis.

"Pertemuan ini menimbulkan beberapa persoalan berkait pendirian Malaysia terhadap junta Myanmar," katanya.

Baca Juga

Seperti diketahui, pemerintah yang dipilih rakyat Myanmar secara sah telah digulingkan pihak tentara Myanmar atau Tatmadaw dalam satu kudeta pada 1 Februari 2021.Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin sebelum ini telah meminta tahanan politik termasuk Aung San Suu Kyi dibebaskan segera.

"Beliau juga telah meminta agar satu sidang darurat ASEAN diadakan untuk membincangkan keadaan di Myanmar setelah kudeta Tatmadaw pada 1 Februari 2021. Namun permintaan-permintaan ini belum dilaksanakan atau tercapai," katanya.

Mereka berpendapat pertemuan Duta Besar Malaysia dengan junta Myanmar, menimbulkan persepsi Malaysia mengakui pemerintah tersebut."Ini tidak membantu usaha mengembalikan demokrasi di Myanmar. Oleh karena itu, kami mendesak Menteri Luar Negeri untuk segera memberi penjelasan," katanya.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Malaysia belum memberikan tanggapan terkait masalah tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement