Kamis 08 Apr 2021 16:33 WIB

Demonstran Myanmar Lawan Balik Militer dengan Bom Molotov

Sedikitnya 11 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan terakhir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi: Suasana demonstrasi antijunta militer di Myanmar.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Suasana demonstrasi antijunta militer di Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pengunjuk rasa anti-kudeta Myanmar melawan balik petugas keamanan dengan senapan berburu dan bom molotov. Namun tentara tak mau kalah dengan terus mengirimkan pasukan. 

Media setempat melaporkan kekerasan petugas keamanan yang pecah sejak Rabu (7/4) malam menewaskan sebelas orang.

Baca Juga

Pada Kamis (8/4) Myanmar Now dan Irrawaddy mengungkapkan awalnya enam truk berisi tentara dikerahkan untuk membubarkan unjuk rasa di utara Kota Taze. Ketika pengunjuk rasa melawan balik dengan senjata api, pisau dan bom, militer mengerahkan lima truk berisi tentara lagi.

Bentrokan yang berlanjut hingga Kamis pagi menewaskan 11 pengunjuk rasa dan sekitar 20 orang lain terluka. Tidak ada laporan korban jiwa dari pihak tentara.

Dengan demikian total masyarakat sipil yang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar sejak gelombang unjuk rasa anti-kudeta dimulai menjadi 600 lebih. Organisasi aktivis Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) pada Rabu pagi mengungkapkan jumlah warga sipil yang tewas oleh pihak berwenang mencapai 598 orang.

Taze yang terletak dekat Kota Kale, lokasi bentrokan serupa juga menewaskan 11 orang pada Rabu kemarin. Pasukan keamanan melepaskan tembakan peluru tajam, granat dan senapan mesin ke pengunjuk rasa yang menuntut pemerintah militer menyerahkan kembali kekuasaan ke pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Juru bicara junta militer tidak dapat dimintai komentar mengenai kekerasan terbaru. Pemerintah militer juga menangkap model dan aktor Paing Takhon yang vokal mengkritik kudeta militer. Di Yangon para aktivis mengisi sepatu dengan bunga untuk mengenang pengunjuk rasa yang tewas.

Militer incar artis

AAPP melaporkan sejak protes digelar pemerintah militer sudah menahan 2.847 orang. Pihak berwenang Myanmar merilis ratusan surat penangkapan saat junta militer mulai mengincar artis, seniman dan musisi pada pekan ini.

Paing Takhon yang berusia 24 tahun adalah seorang model dan aktor yang terkenal di Myanmar dan Thailand. Ia mengecam kudeta militer dan menyuarakan dukungan pada Suu Kyi.

Saudarinya Thi Thi Lwin mengatakan militer menahan Paing Tahkhon di rumah orang tua mereka di Yangon tempat ia tinggal selama beberapa hari karena merasa kurang sehat. Ia terjangkit malaria dan memiliki masalah jantung.

Thi Thi Lwin mengatakan pasukan keamanan datang bersama delapan truk militer dan sekitar 50 tentara. Ia belum mengetahui dimana saudaranya di tahan. Media Myanmar juga melaporkan pemerintah militer juga menahan komedian terkenal Zarganar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement