REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Bank Dunia akan berkomitmen mendanai dua miliar dolar AS pada akhir April untuk vaksin Covid-19. Adapun pemberian dana ini akan dibagikan kepada 40 negara berkembang.
Direktur Pelaksana Operasi Bank Dunia Axel van Trotsenburg mengatakan dana tersebut bagian dari kumpulan sekitar 12 miliar dolar AS yang telah disediakan Bank Dunia secara keseluruhan untuk pengembangan, distribusi, dan produksi, vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
“Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dalam sambutan terpisah kepada komite pengembangan pemberi pinjaman bahwa bank mengharapkan komitmen ini diperluas menjadi empat miliar dolar AS di 50 negara pada pertengahan tahun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (11/4)
Tetapi pejabat kesehatan masyarakat di forum yang sama memperingatkan perlombaan antara Virus Corona dan vaksin yang dimaksudkan untuk menghentikannya dapat hilang jika kecepatan vaksinasi di negara berkembang tidak meningkat.
Sementara Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan vaksin yang ada dapat menjadi tidak efektif jika virus terus menyebar dan bermutasi.
“Bahkan negara-negara yang cakupan vaksinnya tinggi tidak akan aman karena varian-varian baru yang mungkin tidak bisa dihentikan oleh vaksin yang kita miliki, akan menyerbu negara-negara yang cakupannya, bahkan mungkin 100 persen dalam beberapa bulan,” katanya.
Tedros menyerukan lebih banyak kemauan politik untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19 dan berbagi pasokan, termasuk melalui pengabaian kekayaan intelektual yang macet pada vaksin melalui Organisasi Perdagangan Dunia.
“Kami belum pernah melihat keadaan darurat seperti ini dalam hidup kami. Jika kita tidak bisa menggunakannya sekarang, lalu kapan kita akan menggunakannya? Penyebab dari semua kemacetan ini adalah kurangnya kemauan politik,” ucapnya.