Sabtu 17 Apr 2021 12:46 WIB

Pemerintah Brasil Minta Perempuan Tunda Hamil Selama Covid

Varian Covid baru Brasil dinilai lebih cepat menular.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Peti mati yang berisi jenazah Aparecida de Freitas, 41, yang meninggal karena komplikasi terkait COVID-19, ditempatkan di kuburan yang dihadiri oleh suaminya Carlos Alberto, di sebelah kanan mengenakan masker pelindung wajah hitam, di pemakaman Inhauma. , di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis, 15 April 2021.
Foto: AP/Bruna Prado
Peti mati yang berisi jenazah Aparecida de Freitas, 41, yang meninggal karena komplikasi terkait COVID-19, ditempatkan di kuburan yang dihadiri oleh suaminya Carlos Alberto, di sebelah kanan mengenakan masker pelindung wajah hitam, di pemakaman Inhauma. , di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis, 15 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Brasil meminta para perempuan untuk menunda hamil sampai pandemi terburuk berlalu, Jumat (16/4). Rekomendasi ini memeprtimbangkan varian virus Corona yang tersebar tampaknya mempengaruhi ibu hamil lebih dari versi sebelumnya.

"Jika memungkinkan, tunda kehamilan sedikit sampai saat yang lebih baik," kata pejabat Kementerian Kesehatan, Raphael Parente.

Baca Juga

Parente mengatakan, rekomendasi itu bukan karena tekanan pada sistem kesehatan, tetapi juga disebabkan varian Brasil yang lebih mudah menular atau dikenal sebagai P.1. "Pengalaman klinis para spesialis menunjukkan bahwa varian baru ini bekerja lebih agresif pada perempuan hamil," katanya.

Sebelumnya, kasus Covid-19 selama kehamilan difokuskan pada trimester akhir dan kelahiran. Sementara, menurut Parente, belakangan ini ada kasus yang lebih serius pada trimester kedua dan kadang-kadang pertama.

Varian P.1, pertama kali ditemukan di kota Amazon Manaus, dengan cepat menjadi dominan di Brasil. Diperkirakan varian menjadi faktor utama di balik gelombang kedua infeksi besar-besaran yang telah membawa total kematian negara itu menjadi lebih dari 350 ribu atau tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Wabah Brasil pun semakin memengaruhi orang yang lebih muda. Data rumah sakit menunjukkan bahwa pada Maret lebih dari setengah dari semua pasien dalam perawatan intensif berusia 40 atau lebih muda.

Presiden Jair Bolsonaro menentang penguncian dan mengadakan acara besar tanpa memakai masker. Dia baru-baru ini menggunakan vaksin sebagai solusi yang mungkin bisa menolong keadaan, tetapi peluncuran inokulasi telah diganggu oleh penundaan dan meleset dari target untuk membuat warga mendapatkan suntikan. Pekan ini, vaksinasi dihentikan di beberapa kota karena kekurangan pasokan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement