Selasa 20 Apr 2021 19:48 WIB

Satgas: tidak Mudik Lindungi Keluarga dari Covid-19

Wiku mengatakan larangan mudik untuk menekan penularan kasus Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator tim pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, keputusan untuk tidak mudik merupakan salah satu cara untuk melindungi keluarga di kampung halaman dari penularan Covid-19.

"Keputusan untuk tidak mudik merupakan cara kita untuk melindungi keluarga di kampung halaman terutama mereka yang telah lanjut usia seperti bapak, ibu, kakek dan nenek," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Selasa (20/4).

Baca Juga

Wiku menuturkan pada prinsipnya kebijakan larangan mudik adalah untuk menekan laju mobilitas penduduk yang linier dengan peningkatan kasus Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah akan segera melakukan penyesuaian kebijakan dengan tujuan mengerem arus pergerakan penduduk yang berpotensi meningkat.

Pemerintah meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan mudik di tahun 2021 dan dapat belajar bersama-sama dari pengalaman pada 2020 bahwa mudik sangat berpotensi meningkatkan penularan Covid-19 yang berakibat fatal. "Semakin sedikit mobilitas antar wilayah maka upaya pencegahan Covid-19 dapat berjalan dengan optimal," ujar Wiku.

Di samping itu, Wiku mengatakan meskipun objek wisata dibuka di masa pandemi Covid-19, namun prinsip kehati-hatian dan menghindari terjadinya kepadatan dan kerumunan harus menjadi prioritas. "Itu harus diterapkan utamanya oleh penyelenggara objek wisata agar membatasi jumlah pengunjung selama masa pandemi dan selalu mengingatkan para pengunjung untuk memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak selama berada di dalam area objek wisata," katanya.

Pengurangan jumlah wisatawan di lokasi pariwisata juga bertujuan untuk tidak menimbulkan kerumunan, dan mencegah masuknya kasus dari daerah lain yang berpotensi membawa varian baru yang mungkin lebih menular serta membahayakan keselamatan masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement