Rabu 21 Apr 2021 04:03 WIB

Panggilan Adzan yang Dirindukan Muslim Kanada

Muslim Kanada merindukan panggilan suara adzan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Panggilan Adzan yang Dirindukan Muslim Kanada. Foto: Penampakan masjid Al Rashid Kanada terkini.
Foto: muslimcanada.org
Panggilan Adzan yang Dirindukan Muslim Kanada. Foto: Penampakan masjid Al Rashid Kanada terkini.

REPUBLIKA.CO.ID, EDMONTON -- Di Indonesia, kumandang adzan dapat dengan mudah didengar di sejumlah tempat. Sementara di negara lain, ini tidak mudah. Ada peraturan dari pemerintah setempat terkait kebisingan yang tidak boleh dilanggar.

Panggilan sholat melalui pengeras suara masjid menandakan waktu dimulainya shalat fardu lima waktu. Suara azan yang baru-baru ini terdengar di Kanada begitu dirindukan oleh muslim di sana.

Baca Juga

Anggota dewan Asosiasi Muslim Sekolah Islam Kanada di Edmonton, Moona Khan mengaku senang setiap kali dia mendengar panggilan untuk sholat dikumandangkan dari speaker di masjid lingkungannya. Dia senang akhirnya suara azan bisa diterima di Kanada.

Wanita dari Edmonton itu mengatakan, seruan azan biasanya diucapkan di negara-negara Muslim lima kali sehari. Ini juga mengundang jamaah tidak hanya untuk sholat, tetapi turut bergabung dengan komunitas mereka dalam kebaikan.

"Untuk bisa mendengarnya hidup seperti itu, itu masuk jauh di dalam jiwa saya. Anda benar-benar (merasa) seperti Anda diterima, seperti Anda tahu tradisi Anda sekarang diterima dan dirayakan di sini," kata Khan dilansir dari laman CBC pada Selasa (20/4).

Azan biasanya dilarang berdasarkan peraturan kota terkait kebisingan. Tetapi sekitar 40 masjid di Edmonton, beberapa di Calgary dan setidaknya satu di Mississauga, Ontario, telah membawa tradisi tersebut ke Kanada untuk bulan Ramadhan.

Azan telah diizinkan oleh pemerintah kota untuk melakukan panggilan saat matahari terbenam. Pada saat itu Muslim di seluruh dunia berbuka puasa. Di samping itu, adanya pandemi covid-19 membuat umat muslim tidak dapat berkumpul seperti Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi menurut Khan, kumandang azan dapat membantu meningkatkan moral.

Di sisi lain, warga muslim lainnya, Yasin Cetin menyetujui bahwa kumandang azan adalah hal yang dibutuhkan Muslim Kanada untuk merayakan Ramadhan kedua di masa pandemi. "Tantangannya adalah kita kehilangan hubungan komunal," kata Cetin sambil duduk di luar Masjid Rahma, sebelah barat Edmonton.

Sementara itu, Kumandang azan sempat tak lagi terdengar di Masjid Al-Aqsa Yerusalem. Polisi Israel membongkar kunci dan memutus saluran listrik ke pengeras suara di empat menara di Masjid Al-Aqsa Yerusalem pada Selasa (13/4). Hal ini membuat azan terhenti pada malam hari pertama bulan suci Ramadhan. Ini juga bertepatan dengan peringatan nasional Israel atas tentaranya yang gugur di Tembok Barat di dekatnya.

Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, Ayman Safadi menyesalkan gangguan tersebut. Ini disebut pelanggaran perjanjian tentang penggunaan bersama situs tersebut. Situs yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai lokasi kuil Yahudi, dan oleh Muslim sebagai tempat naiknya Nabi Muhammad ke surga.

Juru bicara kementerian, Daifallah al-Fayez mengonfirmasi bahwa kementerian mengeluarkan protes resmi. Mereka menyesalkan tindakan polisi Israel. Langkah tersebut dilakukan setelah pejabat Wakaf Islam Yerusalem, sebuah badan Yordania yang mengawasi situs suci Yerusalem, menolak untuk mematikan pengeras suara secara sukarela. Mereka menyatakan Israel ingin tenang sementara tentara baru berdoa di Tembok Barat.

"(Tindakan Israel) provokasi terhadap Muslim di seluruh dunia dan pelanggaran hukum internasional dan status quo historis," kata Al-Fayez dilansir dari laman Religionnews.

Menurut Direktur eksekutif Hashemite Fund untuk Pemulihan Masjid Al-Aqsa dan anggota baru Dewan Wakaf Islam Yerusalem, Wasfi Kailani, ini adalah pertama kalinya sejak 1967 penjajah Israel menyabotase kunci untuk masuk menara, dan secara fisik memutus aliran listrik ke pengeras suara.

Adapun azan malam dimulai pada pukul 08.29 malam. Ini setengah jam setelah upacara dimulai, di mana tentara yang baru dilantik dalam pasukan pertahanan Israel berdoa di Tembok Barat dengan disaksikan oleh para pejabat tinggi. Acara tersebut merupakan bagian dari perayaan tahunan Yom Hazikaron, ketika Israel memberikan penghormatan kepada 23.928 tentara Israel yang tewas.

Namun listrik telah pulih kembali pada Kamis (15/4), dan azan telah dilanjutkan. Hal ini disampaikan oleh penjaga wakaf, Abu Sharif. "Pejabat Wakaf Islam di Yerusalem sedang mempertimbangkan cara untuk membuat koneksi nirkabel ke pengeras suara menara untuk menghindari sabotase Israel di masa depan," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement