Rabu 21 Apr 2021 17:00 WIB

Saat Manusia Rindu Membaca Alquran

Orang akan menyesal tak rutin membaca Alquran dalam hidupnya.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Saat Manusia Rindu Membaca Alquran. Foto: Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Muhammad Rizki Triyana (Republika TV)
Saat Manusia Rindu Membaca Alquran. Foto: Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengasuh Ponpes Tahfizul Qur'an dan Ilmu Hadist KH Zulkifli Ahmad Jundim Lc, mengatakan akan datang suatu hari nanti, di mana kita rindu berat dapat membaca Alquran, karena semua halaman nampak kosong. Pada saat kitab Alquran tida ada rangkaian ayat tertulis di dalamnya sebagaimana yang selama ini kita baca.

"Kemudian orang orang pada bingung mencari Alquran lain, berfikir mungkin hanya kesalahan cetak. Namun ternyata sama saja Alquran lain pun halamannya kosong melompong, tidak ada satupun ayat yang tertulis di dalamnya," kata KH Zulkifli Ahmad Zundim saat menyampaikan tausiyah daringnya tentang keutamaan Alquran, Rabu (21/4).

Baca Juga

Pada saat itu kata KH Zulkifli, umat semakin bingung, hati mulai berdegup kencang, berusaha meyakinkan diri bahwa hal tersebut hanyalah kesalahan cetak saja. Setepah dikumpulkan puluhan, ratusan bahkan ribuan mushaf Alquran dari berbagai versi cetak, namun hasilnya sama saja.

"Semuanya kosong, tiada satu ayat bahkan huruf pun yang tertulis di dalamnya," katanya.

Tidak habis akal, kita berebut untuk download dan menginstal aplikasi Al-Qur'an di HP yang kita bangakan ini. Namun hal yang samapun terjadi. Pada saat tidak nampak satupun ayat Alquran  dalam pandangan mata kita.

"Tiba-tiba kerinduan untuk membaca Alquran yang selama ini hanya jadi hiasan di dalam lemari kaca kita semakin hari semakin rindu dan mendalam," katanya.

Pada saat itu kata KH Zulkifli mulailah timbul rasa takut dah penyesalan yang mendalam terhadap diri, karena selama ini lebih mementingkan urusan remeh-temeh dari pada membaca Mushaf Alquran. Hati menjerit benar-benar membuat perih yang tak terkira di dada.

Rindu sekali ingin membacanya seperti tak terbendung lagi, air mata mengalir ingin mencium dan mendekapnya di dada kita," katanya.

Masya Allah, semua manusia pada hari itu dalam keadaan linglung, lupa. Sebagian orang lain mencoba mengingat-ingat hafalan semasa kecilnya saat TK/SD mengikuti TPA, barangkali masih ada ingat lantunan ayat yang pernah dihafalnya dahulh.

"Ia berusaha membaca dari apa yang dihafalnya, beberapa mungkin mengingatnya. Namun sebagian hilang dan lupa karena Alquran hanya sebatas untuk diperlombakan di MTQ," katanya.

Akhirnya semua manusia tersadar bahwa Alquran telah diangkat dari bumi dan diambil dari buku-buku dan dan mushaf manapun, dan tidak ada yang tersisa darinya. Tidak ada lagi waktu untuk membaca apalagi menghafalkannya.

"Tidak ada lagi ada kesempatan untuk mondok. Kesempatan untuk menjadikan Alquran sebagai syafaat kelak di akherat hanya ada di angan angan dan cerita panjang," katanya.

Kini Allah SWT telah mengangkatnya, Allah telah memberikan kesempatan waktu dan harta semasa di dunia untuk mencetak para Hafizh Alquran itu. Namun kita malah menyia-nyiakannya.

Maka dari itu kata KH Zulkifli kita jangan sampai keadaan tersebut menjadi penyesalan seumur hidup kita.  Mari kita saling mengingatkan untuk senantiasa membaca Alquran, jangan meninggalkan Alquran dan cacalah setiap hari walau hanya satu ayat.

"Jangan gengsi untuk belajar membacanya meski umur sudah tidak muda lagi," serunya.

Pada kesempatan itu KH Zulkifli menutup majelisnya dengan doa.  "Ya Allah, jadikanlah Alquran sumber mata hati kami. Jadikanlah kami dan generasi penerus kami sebagai hamba-Mu yang mencintai dan menjaga Alquran di sanubarinya. Aminn"

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement