Kamis 22 Apr 2021 17:40 WIB

Kebijakan Larang Mudik Izinkan Wisata Naikkan kasus Covid-19

Epidemiolog meminta Pemda awasi tempat wisata

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Rabu (21/4) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno optimistis meskipun mudik Lebaran ditiadakan atau dilarang oleh pemerintah, akan tetapi destinasi wisata di daerah akan dipenuhi warga masyarakat. Karenanya, pelaku wisata diminta mempersiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Rabu (21/4) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno optimistis meskipun mudik Lebaran ditiadakan atau dilarang oleh pemerintah, akan tetapi destinasi wisata di daerah akan dipenuhi warga masyarakat. Karenanya, pelaku wisata diminta mempersiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kebijakan pemerintah untuk melarang mudik dan membolehkan wisata bisa meningkatkan kasus Covid-19. Sehingga dalam hal ini pemerintah harus benar-benar membuat kebijakan baru yang membatasi pergerakan masyarakat karena positivity rate di Indonesia masih 11 persen yang artinya potensi kasus Covid-19 masih tinggi.

"Kebijakan pemerintah untuk melarang mudik benar tapi kalau membolehkan untuk membuka wisata ini yang mengkhawatirkan. Kenapa? harus dipastikan di tempat wisata itu hanya orang yang berasal dari zona wilayah tersebut jangan ada dari daerah lain. Kalau peraturan ini tidak bisa dipastikan nantinya lonjakan kasus Covid-19 akan naik," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (22/4).

Kemudian, ia melanjutkan kebijakan wisata ini harus diperhatikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Pemda harus memiliki daftar tempat wisata yang buka dan dimana saja. Harus dipastikan juga pengunjung berasal dari daerah tersebut.

Ia mencontohkan misalnya wisata di Bandung berarti pengunjungnya harus berasal dari daerah Bandung jangan dari Jakarta atau daerah lain. Lalu, pengunjung yang datang harus registrasi secara daring agar bisa di tracing jika salah satu pengunjung terkena Covid-19.

"Fasilitas dan pengamanan Covid-19 ini perlu ya. Pemda harus berperan aktif seperti sediakan tenaga kesehatan dan tempat antrean yang memadai. Jangan lupa tetap 5M. Jika aturan ini tidak ada ya jangan heran kalau kasus Covid-19 nantinya akan kembali naik," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno optimistis meskipun mudik Lebaran ditiadakan atau dilarang oleh pemerintah, akan tetapi destinasi wisata di daerah akan dipenuhi warga masyarakat. Karenanya, pelaku wisata diminta mempersiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Lebaran tahun ini mudik ditiadakan namun destinasi wisata akan penuh. Untuk itu protokol kesehatan harus disiapkan dengan baik," kata Menparekraf Sandiaga Uno saat membuka Dialog Nasional Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif Banten dalam Perspektif Keadilan Sosial, Selasa (6/4).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement