REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, keberadaan tumpahan minyak yang ditemukan di beberapa titik menandakan dua kemungkinan terkait kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak. Salah satunya diduga karena tangkinya mengalami keretakan sehingga terjadi kebocoran.
"Jadi, tumpahan minyak yang ditemukan itu ada dua kemungkinan karena sampai sekarang kapalnya belum terdeteksi sehingga kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah yang pertama tangkinya mengalami keretakan sehingga bocor," kata Yudo saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis.
Kemungkinan kedua, apabila masih bisa melayang di kedalaman 50-100 meter, kemungkinan ABK-nya membuang bahan cair yang ada di kapal tersebut. "Di situ ada oli dan ada minyak, diembuskan dibuang dalam upaya ini untuk mengapungkan. Jadi, untuk meringankan berat kapal tersebut sehingga bisa kondisinya bisa melayang. Ya, jadi yang tumpahan minyak tadi ada dua kemungkinan," katanya.
Sebelumnya, Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan, ada sejumlah temuan terkait kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak. Di antaranya, tumpahan minyak dan solar di beberapa lokasi yang berbeda, terlihat visual pertama Heli Panter HS 4211 posisi 07 derajat, 49 menit 74 detik, lintang selatan 114 derajat, 50 menit 78 detik, bujur timur, radius 150 m.
"Kemudian, katanya KAL Bawean yang juga menemukan, tapi lokasi tidak dilaporkan. Selanjutnya, KRI Raden Eddy Martadinata (REM) 331 melaporkan juga menemukan di posisi 07 derajat, 51 menit 92 detik, lintang selatan kemudian 114 derajat 5 menit 77 detik bujur timur area sama seluas kurang lebih 150 m," katanya.
Selanjutnya, temuan kedua terkait berita temuan minyak KRI REM 331 yang melaporkan secara lisan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot. Lalu, kontak tersebut hilang.