REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono untuk mengerahkan tenaga seoptimal mungkin dalam upaya pencarian dan penyelamatan Kapal Perang RI (KRI) Nanggala 402. Kapal selam tersebut hilang kontak saat sedang menjalankan latihan di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4).
"Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI, KSAL dan Basarnas bersama-sama instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya seoptimal mungkin melakukan upaya pencarian dan penyelamatan. Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers, Kamis (22/4).
Presiden juga menyampaikan rasa prihatinnya kepada keluarga awak kapal yang bertugas di dalam KRI Nanggala 402. Jokowi berjanji agar mengupayakan langkah terbaik untuk menemukan dan menyelematkan seluruh awak kapal selam tersebut.
Diberitakan sebelumnya, KSAL Laksamana Yudo Margono mengungkapkan bahwa kemampuan oksigen yang dimiliki Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 dalam kondisi black out bisa mencapai 72 jam. Diperkirakan, cadangan oksigen di kapal tersebut sanggup untuk digunakan hingga Sabtu (24/2) dini hari.
Terkait kondisi kelayakan kapal selam buatan Jerman tersebut, Yudo menerangkan, KRI Nanggala-402 dalam keadaan siap, baik personel maupun material. Personel dan material yang diperlukan di dalamnya sudah lengkap dan sudah mendapatkan surat kelayakan dari Dislaik Matra TNI AL.
"Nanggala ini dalam keadaan siap baik personel maupun material, personel lengkap dan material pun sudah mendapat surat kelayakan dari Dislaik Matra TNI AL," ungkap Yudo.
Dia menjelaskan, KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam yang dibuat pada 1977 dan diterima TNI AL pada 1981. Dalam riwayatnya, KRI Nanggala-402 sudah melakukan penembakan torpedo kepala latihan sebanyak 15 kali dan penembakan torpedo kepala perang dua kali.
"Sasarannya kapal eks KRI dan dua-duanya tenggelam. Jadi KRI Nanggala dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim, libatkan, untuk menembakkan torpedo kepala latihan dan kepala perang," ujarnya.