Jumat 30 Apr 2021 09:17 WIB

Awak Kapal Selam Jerman Beri Penghormatan Kru Nanggala-402

Jerman menggelar upacara penghormatan terakhir bagi 53 kru Nanggala yang tenggelam.

Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno (tengah) menghadiri upacara penghormatan terakhir kru KRI Nanggala-402 di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman, Kamis (29/4)..
Foto: Dok KBRI Berlin
Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno (tengah) menghadiri upacara penghormatan terakhir kru KRI Nanggala-402 di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman, Kamis (29/4)..

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali pada Rabu (21/4), mengundang simpati dan duka mendalam masyarakat internasional, termasuk Jerman.  Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, seperti dikutip dari akun Twitter-nya @akk mengungkapkan rasa duka cita mendalam.

"Today, I feel with the families and friends of the 53 Indonesian sailors whose submarine #Nanggala402 sank. My heartfelt condolences to Defense Minister @Prabowo and the Indonesian Armed Forces (Hari ini, saya bersama keluarga dan teman-teman 53 pelaut kapal selam Indonesia #Nanggala402 yang tenggelam. Saya turut berbela sungkawa kepada Menteri Pertahanan @Prabowo dan TNI)," kata Karrenbauer.

Tak hanya itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman atau Verband Deutscher Ubootfahrer (VDU) pada Kamis (29/4), menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman. Penghormatan terakhir kepada kru KRI Nanggala dihadiri Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Selain itu, hadir Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, Atase Pertahanan RI Berlin Kolonel Rio Hendrawan, tiga peserta Sesko dari Indonesia, serta delegasi Task Force RI MCMV Lemwerder. Upacara juga dihadiri Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman, serta Dewan Pengurus dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel.

Komandan Armada Misi, Komandan Skuadron Kapal Selam, dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System juga turut hadir dalam upacara tersebut. "Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami sadar tugas yang kami emban penuh dengan resiko dan bahaya," kata Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Michael Setzer.

"Segiat apapun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang digunakan, namun kecelakaan adalah hal yang tidak bisa dihindari," kata Setzer menambahkan.

Menurut Setzer, anggota Asosiasi Awal Kapal Selam Jerman memiliki hubungan kolega yang dekat dengan kru Nanggala-402. Bahkan, di antara kru Nanggala-402 yang mengalami musibah naas tersebut, dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di Angkatan Laut Jerman. Perwira tersebut masih terus menjalin kontak erat. "Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami."

Baca juga : Polisi Tangkap Warga Sukabumi yang Hina Kru KRI Nanggala 402

Ungkapan duka itu seperti diamini oleh rintik hujan yang turun saat upacara berlangsung. Diselimuti suhu dingin 7 derajat Celcius, suasana duka terasa semakin syahdu dengan iringan terompet yang melantunkan lagu Ich hatte einen Kamerade (Saya memiliki seorang sahabat). Lagu ini biasa mengiringi prosesi penghormatan terakhir bagi tentara yang gugur dalam tugas.

Dubes Oegroseno, yang juga penerima brevet kehormatan surveyor dari Pushidros TNI AL, mengapresiasi, inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini. Dia mengatakan, atas nama Pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan para keluarga korban, pihaknya berterima kasih atas solidaritas yang ditunjukkan Jerman.

"Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia. Acara ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman," kata Oegroseno.

Upacara ini sengaja dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen tersebut dibangun untuk menghormati para kru kapal selam Jerman yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen itu kemudian secara rutin menjadi simbol penyelenggaraan penghormatan tertinggi kepada seluruh kru kapal selam Jerman yang gugur dalam menjalankan tugasnya.

KRI Nanggala yang tenggelam termasuk jenis kapal selam tipe 209/1300. Kapal selam yang dibuat di Kiel pada era Jerman Barat, pada 1977, tersebut memperkuat TNI AL mulai 1981.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement