Selasa 04 May 2021 13:25 WIB

Proses Evakuasi KRI Nanggala Sulit, Tak Ada Batas Waktu

Selain kapal SKK Migas, pengangkatan dibantu tiga kapal milik AL China

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono melempar bunga ke laut pada Upacara Tabur Bunga di geladag Helly KRI Dr. Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat (30/4/2021). Upacara itu digelar sebagai penghormatan terahir bagi awak KRI Nanggala 402 yang gugur dalam medan tugas. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp.
Foto: ANTARA FOTO
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono melempar bunga ke laut pada Upacara Tabur Bunga di geladag Helly KRI Dr. Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat (30/4/2021). Upacara itu digelar sebagai penghormatan terahir bagi awak KRI Nanggala 402 yang gugur dalam medan tugas. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksda Muhammad Ali, mengungkapkan, proses pengangkatan kapal perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 agak sulit untuk dilakukan. Karena itu, dia menyatakan proses evakuasi tidak dapat ditentukan batas waktunya.

"Untuk mengangkat memang agak susah mungkin, karena untuk menempelkan pengait (kapal) dengan barang yang akan diangkat itu butuh tangan," ujar Ali di Rumah Sakit TNI AL dr Mintohardjo, Jakarta Pusat, Selasa (4/5).

Menurut Ali, tangan yang dimaksud bisa tangan penyelam atau tangan robot bawah laut. Namun, untuk penyelam memerlukan pakaian khusus yang dapat mencapai kedalaman 838 meter di bawah laut, lokasi KRI Nanggala-402 berada."Kalau penyelam dia harus pakai baju khusus yang bisa sampai kedalaman segitu. Nah ini agak sulit, mungkin akan dibantu robot untuk pasang itu (pengait)," jelas Ali.

Ali menerangkan, kapal yang memiliki pengait itu merupakan kapal milik SKK Migas. Kapal tersebut memang biasa beroperasi untuk memasang pipa-pipa bawah laut. Pengait tersebut, kata dia, dapat mengangkut barang yang cukup berat dari bawah laut.

Selain kapal milik SKK Migas, ada juga tiga kapal milik AL China yang akan membantu proses pengevakuasian KRI Nanggala-402. Kapal-kapal itu, yakni PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863, dan Scientific Salvage Tan Suo II. Kapal terakhir dikabarkan masih dalam perjalanan.

Spesifikasi kapal-kapal salvage tersebut, yakni Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki robot, sonar, side scane sereta boat rescue. Sementara itu,  Ocean Tug Nantuo-185 memiliki  panjang 119 meter, lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter.

Sedangkan Scientific Salvage Tan Suo II memiliki panjang 87,2 meter, lebar 18 meter dan tinggi 7 meter. Kapal-kapal salvage AL China  ini memiliki kemampuan untuk melaksanakan evakuasi  sampai kedalaman 4500 meter.

"Jadi ada tiga kapal China kemudian ada satu kapal dari SKK Migas itu siap akan berupaya terus menerus untuk mencoba mengevakuasi KRI Nanggala yang telah ditemukan posisinya di dasar laut Bali," kata dia.

Ali menyatakan, hingga saat ini hanya bagian-bagian kecil dari KRI Nanggala-402 saja yang dapat diangkat ke permukaan. Untuk bagian-bagian yang besar belum dapat dilakukan. Meski begitu, Ali menyatakan, upaya pengevakuasian secara keseluruhan akan terus dilakukan.

"Masalah batas waktu itu tidak bisa ditentukan batas waktu karena tergantung medan, situasi. Di mana di laut Bali kita ketahui juga ada internal wave," kata dia.

Sejauh ini, dua kapal China yang sudah tiba di perairan Bali adalah PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863. Saat tiba pada Ahad (3/5) lalu, kedua kapal itu disambut KRI Layang-635.

Dukungan  PLA Navy kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI. Tawaran diberikan berkaitan dengan bantuan kemanusiaan pihak China dalam penanganan KRI Nanggala-402 berupa kapal salvage.

Sebelumnya, Ali telah mengungkapkan, pihaknya sebisa mungkin akan mengangkat bagian-bagian KRI Nanggala-402 yang berada di kedalaman 838 meter itu. Dengan ROV, kata dia, pengangkatan hanya dapat dilakukan terhadap bagian-bagian kecil kapal tersebut saja karena alat tersebut hanya mampu mengangkat bobot seberat 150 kg saja.

"Sebisa mungkin kita akan mengangkat bagian per bagian kecil karena kemampuan dari ROV itu mengangkat hanya 150 kg. Tapi nanti kita koordinasikan untuk yang lebih besar dari itu," jelas dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement