REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer menegaskan perlunya suara suporter didengar oleh pemilik klub. Namun ia juga meminta protes yang disampaikan harus secara damai.
Protes keras yang berujung dengan aksi anarkis terjadi sebelum pertandingan melawan Liverpool, di Stadion Old Trafford. Kelompok suporter masuk ke stadion dan terlibat adu fisik dengan kepolisian serta merusak sejumlah fasilitas.
Mereka marah karena MU sempat bergabung dengan Liga Super Eropa. Tak hanya di dalam stadion, protes juga hotel tempat tim menginap. Akibat insiden tersebut, laga ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
"Itu hari yang sulit bagi kami," kata Solskjaer, berbicara untuk pertama kalinya sejak penundaan hari Minggu, dilansir dari thenationalnews, Kamis (6/5).
Solskjaer mengatakan ia dan pasukannya ingin sekali bermain melawan Liverpool dan mengalahkannya untuk penggemar. Pasalnya, sudah kewajibannya memperlihatkan penampilan bagus di lapangan. Namun suara fan tetap juga harus didengarkan.
"Kami harus mendengar suara fans. Itu hak setiap orang untuk memprotes, itu harus dengan cara yang beradab. Itu harus dengan cara yang damai. Sayangnya, ketika Anda masuk, ketika petugas polisi terluka, terluka, itu terlalu jauh. Itu satu langkah terlalu jauh,” Solskjaer menyesalkan.
Ia berpendapat segala persoalan harus ditangani dengan jalan komunikasi yang baik. Ia yakin proses dialog sudah dimulai dengan penggemar. Pasalnya, mereka salah satu bagian besar dalam keberlangsungan hidup klub di masa depan.