Sabtu 08 May 2021 19:22 WIB

China Minta PBB tak Hadiri Pertemuan Bahas Xinjiang

Pertemuan yang diinisiasi oleh Jerman, AS, dan Inggris dinilai bermotif politik.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK  -- China mendesak negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menghadiri pertemuan yang direncanakan oleh Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris tentang penindasan terhadap Muslim Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang. Agenda itu dinilai bermotif politik.

"Acara ini bermotivasi politik. Kami meminta perwakilan Anda untuk tidak berpartisipasi dalam acara anti China ini," demikian catatan yang dibuat oleh perwakilan China di PBB, seperti dilihat Reuters pada Jumat (7/5).

Baca Juga

China menuduh bahwa penyelenggara acara tersebut yang juga mencakup beberapa negara Eropa lainnya bersama dengan Australia dan Kanada, menggunakan "masalah hak asasi manusia sebagai alat politik untuk mencampuri urusan dalam negeri China seperti Xinjiang. Hal itu dinilai bertujuan untuk menciptakan perpecahan dan ketidakstabilan serta mengganggu pembangunan China. "Mereka terobsesi untuk memprovokasi konfrontasi dengan China," demikian isicatatan itu.

Perwakilan China di PBB juga menambahkan bahwa langkah provokatif hanya dapat menyebabkan lebih banyak konfrontasi.

Duta besar AS, Jerman, dan Inggris dijadwalkan akan berpidato pada acara yang berlangsung virtual Rabu pekan depan (12/5), bersama dengan Direktur Eksekutif Human Rights Watch Ken Roth dan Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard.

Berdasarkan undangan yang disebarkan ke anggota PBB, tujuan dari acara tersebut adalah untuk membahas bagaimana sistem PBB, negara anggota, dan masyarakat sipil dapat mendukung dan membela hak asasi manusia para anggota komunitas etnis Turki di Xinjiang.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement