Selasa 11 May 2021 22:03 WIB

AS Diperkirakan Kembali 'Normal' dari Pandemi pada Mei 2022

Anthony Fauci memprediksi AS kembali normal pada Mei 2022.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nora Azizah
Anthony Fauci memprediksi AS kembali normal pada Mei 2022.
Foto: www.freepik.com.
Anthony Fauci memprediksi AS kembali normal pada Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat diperkirakan akan kembali normal dari pandemi pada Hari Ibu tahun depan atau Mei 2022. Hal itu merupakan prediksi Anthony Fauci, kepala penasihat COVID Gedung Putih.

"Saya berharap pada Hari Ibu berikutnya, kita akan melihat perbedaan dramatis dari apa yang kita lihat sekarang," kata Fauci dalam sebuah wawancara dilansir di Best Life Online, Selasa (11/5).

Baca Juga

"Saya yakin bahwa kita akan sedekat mungkin untuk kembali normal. Dan ada beberapa syarat untuk itu." tambahnya.

Untuk mencapai titik normal itu, Fauci mengatakan proporsi populasi yang sangat besar perlu divaksinasi. Ketika itu terjadi, virus tidak benar-benar pergi ke mana-mana. Tidak banyak orang yang rentan di sekitar.

"Dan di mana tidak ada banyak orang yang rentan di sekitar, Anda tidak akan melihat lonjakan. Anda tidak akan melihat jenis angka yang kita lihat sekarang."ujarnya.

Untungnya, dengan bantuan vaksin Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Johnson & Johnson, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) berpikir AS pada akhirnya akan mendekati situasi normal sebelum semua tragedi ini terjadi.

Sesuai dengan tema Hari Ibu, Fauci ditanya mengenai kemungkinan ibu hamil dan ibu yang ingin memiliki anak, yang mungkin merasa khawatir dengan vaksin COVID. Menurut Fauci berdasarkan data, tidak ada masalah sama sekali.

Dia mencatat bahwa ada secara harfiah, puluhan dan puluhan ribu wanita hamil yang telah divaksinasi. Dia juga meyakinkan publik bahwa tidak ada tanda bahaya untuk wanita hamil, dan sepertinya tidak akan ada masalah.

Pada tanggal 5 Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dalam webinar bahwa wanita hamil mendapatkan vaksinasi ketika manfaat vaksin lebih besar daripada potensi risikonya.

"Tidak perlu melakukan tes kehamilan sebelum vaksinasi; juga tidak perlu menunda atau menghentikan kehamilan karena vaksinasi." kata WHO.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement