REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rr Laeny Sulistyawati
Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) RSUP Persahabatan, Dr dr Erlina Burhan, mengatakan mutasi pada virus yang kemudian memunculkan varian baru seperti pada kasus Covid-19 terjadi seiring penularan virus ke orang-orang. Setiap virus masuk ke dalam tubuh manusia, dia mereplikasi diri.
Pada prosesnya, bisa terjadi kesalahan sehingga menjadi berbeda dari virus awalnya. Lalu, apakah varian virus ini lebih kuat dari virus aslinya? Ada dua kemungkinan, biasa saja atau lemah atau kuat.
Apabila variasi yang terbentuk meningkatkan risiko terhadap manusia yakni meningkatkan transmisi atau penularan, virulensi atau menimbulkan keparahan lebih daripada non-varian dan menurunkan efektivitas tatalaksana serta vaksin, maka dia tergolong variants of concern atau perhatian khusus. "Tiga hal ini, item yang diaplikasikan kalau satu varian ada. Kalau salah satu ada maka masuk ke variants of concern. Jadi, semakin banyak infeksi pada suatu populasi, semakin banyak penularan, maka copy paste virus selalu ada artinya potensi mutasi akan terus meningkat," kata Erlina dalam sebuah diskusi terbatas via daring, Jumat (21/5).