Selasa 25 May 2021 10:05 WIB

Blinken Berangkat Ke Timteng untuk Tekan Perundingan Damai

Blinken juga akan bekerja dengan mitra-mitra AS di Timur Tengah

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Ilustrasi.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berangkat menuju Timur Tengah untuk menekan Israel, Palestina, dan pemain di kawasan meletakan dasar perundingan damai yang sempat terhenti. Langkah ini dilakukan setelah gencatan senjata di Gaza pekan lalu.

Presiden Joe Biden mengumumkan Blinken berangkat pada Senin (24/5) untuk melakukan kunjungan singkat ke Israel, Tepi Barat, Yordania, dan Mesir. Kunjungan Blinken menjadi pertemuan tatap muka pemerintahan Biden mengenai krisis yang pecah pada awal bulan ini.

Baca Juga

Dalam pernyataannya, Biden mengatakan Blinken juga akan bekerja dengan mitra-mitra AS di Timur Tengah. "Mengoordinasikan bantuan internasional agar bantuan segera tiba di Gaza," kata Biden dalam pernyataannya.

Pemerintah Biden dikritik karena terlihat lepas tangan dalam menanggapi kekerasan mematikan di Gaza. Para politisi progresif Partai Demokrat di Kongres mendesak pemerintah untuk mengambil sikap yang lebih tegas pada Israel dan merespons serangan roket milisi Hamas dari Gaza.

Gedung Putih membela diri dengan mengatakan mereka merespons krisis tersebut dengan sangat intensif tapi diam-diam. Diplomasi tingkat tinggi mereka mendorong gencatan senjata yang akhirnya tercapai pekan lalu setelah dimediasi oleh Mesir.

Ahad (23/5) kemarin Blinken mengatakan upaya belakang layar Biden terbayarkan. Gencatan senjata tercapai di hari ke-11 pertempuran.  

"Presiden Biden memimpin upaya yang dinilai paling efektif yang dapat kami lakukan, dan pada akhirnya setelah upaya intensif ke penjuru pemerintah, kami meraih yang diinginkan semua orang yaitu berakhirnya kekerasan," kata Blinken.

"Namun sekarang, seperti yang presiden katakan, saya pikir sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memulai kembali membangun sesuatu yang lebih positif dan artinya sesuatu yang diketahui rakyat Palestina dan Israel dalam hati yakni memiliki kesempatan, keamanan, martabat yang setara dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.

Ia mengatakan belum waktunya untuk kedua belah pihak segera kembali ke meja perundingan. Kini yang perlu dilakukan adalah menggelar inisiatif humanitarian yakni memperbaiki kerusakan akibat serangan udara Israel di Gaza yang menewaskan banyak warga sipil dan merusak banyak infrastruktur.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement