Rabu 26 May 2021 21:59 WIB

Sudin Dukcapil Jaktim Buka Posko Pengaduan PPDB 2021

Dua posko pengaduan itu berada di SMPN 103 Cijantung dan SMKN 26 Rawamangun.

[Ilustrasi] Orang tua murid bersama anaknya saat melakukan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online.
Foto: Republika
[Ilustrasi] Orang tua murid bersama anaknya saat melakukan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Timur membuka dua posko pengaduan terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB) Tahun Ajaran 2021/2022. Dua posko pengaduan itu berada di SMPN 103 Cijantung di Jl RA Fadillah Cijantung dan SMKN 26 Jl Balai Pustaka Rawamangun.

"Petugas yang berjaga di posko ini akan melakukan verifikasi berkas calon peserta didik baru atau melakukan konsolidasi soal NIK anak yang akan masuk sekolah," kata Kasi Pendaftaran Sudin Dukcapil Jakarta Timur, Puji Yanti di Jakarta, Rabu (26/5).

Baca Juga

Puji Yanti menambahkan bahwa pembukaan dua posko pengaduan itu untuk menampung aduan dari wali murid yang mengalami masalah administrasi kependudukan saat pelaksanaan PPDB. Terutama terkait masalah yang sering dihadapi dalam pelaksanaan PPDB sebelumnya, yaitu Nomor Induk Kependudukan (NIK) calon murid yang tidak terdaftar dan NIK ganda.

Puji Yanti juga mengimbau orangtua siswa yang datang melapor ke posko Sudin Dukcapil mempersiapkan berkas administrasi, di antaranya akta lahir anak, kartu keluarga dan data administrasi kependudukan lain.

Sementara itu, Kasudin Pendidikan Jakarta Timur Wilayah II, Putoyo menjelaskan PPDB tahun ini Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak menerima siswa domisili luar DKI karena masalah kuota sekolah yang ada. "Kecuali orang tuanya pindah tugas dari daerah ke Jakarta," kata Putoyo.

Putoyo mengatakan ada kuota dua persen untuk siswa pindahan dari luar DKI yang orang tuanya pindah tugas pada pelaksanaan PPDB yang berlangsung mulai 24 Mei-4 Juni 2021.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement