Jumat 28 May 2021 20:03 WIB

Pakar Ingatkan Vaksinasi tak Buat Kebal Covid-19

Vaksinasi tidak bisa berdiri sendiri sebagai penangkal Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Dinas Kesehatan menyiapkan suntikan vaksin Sinovac di Sekolah Dasar Negeri 5 Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis (27/5/2021).
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Petugas Dinas Kesehatan menyiapkan suntikan vaksin Sinovac di Sekolah Dasar Negeri 5 Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis (27/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ede Surya Darmawan, mengingatkan masyarakat yang telah divaksin Covid-19 untuk tetap waspada. Ia mengungkapkan penerima vaksin tak lantas kebal sepenuhnya terhadap Covid-19.

Ede menyampaikan masyarakat agar tak hanya mengandalkan vaksin dalam melawan pandemi Covid-19. Menurutnya, vaksin hanya salah satu cara saja. Adapun cara lainnya bisa dilakukan dengan menaati protokol kesehatan (prokes).

Baca Juga

"Vaksin tidak bisa berdiri sendiri, itu paling akhir. Pertahanan tubuh ibarat keju, misalnya ada yang bolong itu karena langgar prokes, ventilasi tidak baik. Kalau semua jalan maka virus enggak akan tembus kita. Vaksin itu hanya salah satu, bukan satu-satunya, tidak bisa mengandalkannya vaksin saja," kata Ede, dalam Talk Show yang digelar oleh Republika bekerja sama dengan Satgas Covid-19 BPNB, Jumat (28/5).

Ede menyatakan belum ada vaksin Covid-19 yang ampuh 100 persen. Sehingga mereka yang divaksin tetap punya peluang tertular Covid-19. Hanya saja, mereka yang divaksin punya pertahanan diri lebih mumpuni melawan Covid-19.

"Tidak ada vaksin yang 100 persen efikasinya atau daya lindung. Tapi kelompok divaksin lebih tahan dari Covid-19," ujar Ede.

Ede menyampaikan supaya masyarakat wajib menerapkan 5M bahkan setelah divaksin sebagai upaya pencegahan. 5M ialah sebagai pelengkap aksi 3M. Yaitu, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

"Hadirnya vaksin jangan buat terlena karena justru bahaya mengingat masih mungkin untuk tertular. Kami dorong pelayanan kesehatan juga dikuatkan agar masyarakat makin sehat," ucap Ede.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement