REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Uni Eropa (UE) pada Jumat mendesak Armenia dan Azerbaijan untuk "segera" menurunkan ketegangan.
"Perkembangan terakhir di perbatasan Armenia-Azerbaijan berbahaya dan mengkhawatirkan. Diperlukan de-eskalasi segera," kata Peter Stano, juru bicara utama Komisi Eropa untuk urusan luar negeri dalam sebuah pernyataan.
"Uni Eropa mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari pengerahan dan tindakan militer lebih lanjut," tambah Stano.
Stano meminta pasukan kedua negara untuk mundur ke posisi yang ditentukan sebelum 12 Mei dan mendesak kedua belah pihak untuk terlibat dalam negosiasi tentang delimitasi dan demarkasi perbatasan.
"Uni Eropa siap memberikan bantuan dalam delimitasi dan demarkasi perbatasan, serta untuk mendukung langkah-langkah membangun kepercayaan yang sangat dibutuhkan, untuk bergerak menuju perdamaian dan kemakmuran yang berkelanjutan bagi Kaukasus Selatan," kata dia.
"Kami terus menyerukan Azerbaijan untuk membebaskan semua tawanan perang dan tahanan tanpa penundaan," tambah juru bicara itu.
Pada Kamis, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan "kelompok pengintai dan sabotase" pasukan Armenia, yang terdiri dari dua kelompok, "menyusup" ke wilayah Azerbaijan.
"Sebagai akibat dari tindakan mendesak, 6 prajurit musuh yang mencoba menambang jalur pasokan yang mengarah ke posisi Tentara Azerbaijan di perbatasan dikepung, dilumpuhkan, dan ditawan," kata pernyataan kementerian Azerbaijan.