REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Orchid Forest Cikole dikenal sebagai sebuah kawasan wisata alam terpadu dengan luas lebih dari 12 hektare yang selalu menjadi destinasi favorit wisatawan jika berkunjung ke Bandung. Suasana alam yang sangat asri bebas polusi dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan menjadi alasan utamanya.
Menurut CEO Orchid Forest Cikole, Barry Akbar, Orchid Forest Cikole akan terus berupaya untuk terus menjaga keasrian dan kesejukan udara yang dimilikinya salah satunya adalah dalam peringatan tanggal 31 Mei yang setiap tahunnya diperingati sebagai 'World No Tobacco Day' atau Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia.
Peringatan ini, kata dia, menjadi momen untuk menginformasikan bahaya tembakau serta dampak buruknya bagi kesehatan, terlebih ditengah situasi pandemi saat ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 7 juta kematian diakibatkan oleh tembakau.
Barry mengatakan, sulitnya menghentikan produksi dan konsumsi tembakau di Indonesia didukung aspek pertumbuhan ekonomi. Ironisnya, tembakau masih merupakan salah satu komoditas penting peyokong perekonomian Indonesia.
Dampak negatifnya adalah infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan keparahan penyakit saluran pernapasan. Hasil pengkajian sistematis terhadap penelitian-penelitian terkait tembakau yang dilakukan oleh WHO di tanggal 29 April 2020, menemukan bahwa penderita Covid-19 yang mengonsumsi tembakau memiliki tingkat infeksi keparahan lebih tinggi dibandingkan yang bukan perokok.
"Oleh karena itu dalam menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Orchid Forest Cikole serukan Selamatkan Kesehatan anak bangsa dari bahaya tembakau," ujar Barry yang juga menginisiasi gerakan #WisataTanpaTembakau, dalam siaran persnya, Ahad (30/5).
Apalagi, kata dia, di masa seperti ini di saat kita masih berjuang untuk melawan pandemi virus corona di Indonesia. Orchid Forest Cikole, merayakan #WisataTanpaTembakau dengan melarang semua kegiatan yang berhubungan dengan tembakau di Orchid Forest Cikole pada tanggal 31 Mei 2021.
Menurutnya, untuk memberikan reward bagi para pengunjung maka Orchid Forest Cikole akan menukar tembakau yang dibawa pengunjung dengan hadiah kecil berupa permen agar pengunjung bisa menikmati wisata di Orchid Forest Cikole dengan bebas polusi.
“Menghirup udara segar adalah hak kita semua, kami terus mendukung inisiasi pemerintah untuk mengurangi konsumsi produk tembakau yang dapat mencemari udara kita terutama di tengah hutan Orchid Forest Cikole dimana hutan memiliki peran yang penting sebagai paru-paru dunia untuk terus dapat memberikan udara terbaik bagi kita semua," paparnya.
Selain udara segar yang bisa dinikmati, kata dia, pengunjung pun dapat beriwsata dengan beragam wahana yang tersedia. Beberapa wahana yang sudah cukup terkenal hingga masuk ke beberapa halaman situs destinasi wisata dunia seperti wahana “wood bridge” dan juga “garden of lights”.
Selain itu, kata dia, terdapat juga 157 jenis bunga anggrek beraneka macam dikembangkan di sini sebagai wisata edukasi yang menjadikan Orchid Forest Cikole sebagai pusat penangkaran anggrek terbesar di Indonesia.
Tidak lupa juga, kata dia, Orchid Forest Cikole selalu mengedepankan protokol kesehatan disituasi pandemik ini untuk menekan laju penyebaran virus covid-19 dengan menyediakan berbagai infrastruktur penunjang. Seperti fasilitas tempat mencuci tangan, cek suhu tubuh, gate disinfectant dan jaga jarak sesama pengunjung.
Pengunjung, kata dia, dapat mengakses Orchid Forest Cikole menggunakan moda transportasi umum atau bisa menggunakan alat transportasi pribadi baik sepeda motor maupun mobil. Tidak perlu khawatir karena akses jalan menuju tempat ini sudah sangat baik dan nyaman untuk dilewati.
"Jika berangkat dari pusat kota, jarak yang akan tempuh kira-kira adalah 20 Km. Mari bersama-sama menikmati #WisataTanpaTembakau untuk hutan yang lebih asri, nyaman, dan aman di Orchid Forest Cikole," paparnya.