REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan dua misi mendatang untuk mempelajari planet Venus. Terakhir, NASA mengirim pesawat ruang angkasanya ke Venus pada awal 1990-an, lebih dari 30 tahun lalu.
Misi ini dikenal sebagai DAVINCI+ dan VERITAS yang dijadwalkan pada akhir 2020-an. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana Venus menjadi tempat seperti neraka padahal Venus memiliki banyak karakteristik yang mirip dengan Bumi.
“Kami menghidupkan kembali program sains planet dengan eksplorasi intens dunia yang belum pernah dikunjungi NASA selama lebih dari 30 tahun,” kata Administrator Asosiasi NASA untuk Sains, Thomas Zurbuchen dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan dalam misi kali ini, teknologi yang dikembangkan dan disempurnakan NASA selama bertahun-tahun sudah modern yang akan membawa peneliti memahami bagaimana Venus yang mirip Bumi bisa menghasilkan efek rumah kaca.
“Tujuan kami sangat mendalam. Ini bukan hanya memahami evolusi planet dan kelayakhunian di tata surya tapi melampaui batas-batas ini ke planet ekstrasurya, area penelitian yang menarik dan baru muncul untuk NASA,” ujar dia.
DAVINCI+ yang merupakan singkatan dari Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble gas, Chemistry, and Imaging akan mengukur komposisi atmosfer Venus. Ini berguna untuk memahami bagaimana Venus terbentuk dan berevolusi serta memastikan apakah planet tersebut pernah memiliki lautan.
Kedua misi ini dijalankan melalui pesawat ruang angkasa probe yang terjun melalui atmosfer tebal planet. Suhu di permukaan Venus sekitar 900 derajat, cukup panas untuk melelehkan timah.
Sedangkan misi lain, VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy) akan memetakan permukaan Venus untuk menentukan sejarah geologi planet dan memahami mengapa Venus berkembang sangat berbeda dari Bumi.
Menurut sebuah penelitian di jurnal Nature Astronomy, Venus diberitakan pada tahun 2020 saat para ilmuwan mengumumkan penemuan kemungkinan adanya tanda kehidupan yang tinggi di planet ini. Menggunakan teleskop yang berbasis di Chili dan Hawaii, para astronom melihat di awan Venus tanda kimia fosfin, gas berbahaya yang di Bumi hanya terkait dengan kehidupan.
Dikutip USA Today, Kamis (3/6), berdasarkan banyak skenario yang dipertimbangkan para astronom, tim menyimpulkan bahwa tidak ada penjelasan untuk fosfin yang terdeteksi di awan Venus, selain keberadaan kehidupan. Misi DAVINCI+ dapat membantu membuktikan keberadaan fosfin di Venus.
“Mengejutkan betapa sedikit yang kita ketahui tentang Venus. Namun, hasil gabungan dari dua misi ini akan memberi tahu kita tentang Venus dari awan di langit melalui gunung berapi di permukaannya hingga ke intinya,” kata Ilmuwan NASA, Tom Wagner.