Kamis 03 Jun 2021 15:49 WIB

Pimpinan Anggota FOZ Hadiri Munas Kesembilan di Kota Batu

Para anggota dapat membicarakan lebih mendalam mengenai arah gerakan zakat ke depan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Forum Zakat melaksanakan kegiatan Konferensi Pers (Konpers) mengenai Musyawarah Nasional (Munas) FOZ Kesembilan di Kota Batu,
Foto: wilda fizriyani
Forum Zakat melaksanakan kegiatan Konferensi Pers (Konpers) mengenai Musyawarah Nasional (Munas) FOZ Kesembilan di Kota Batu,

REPUBLIKA.CO.ID, BATU--Sekitar 130 pimpinan anggota Forum Zakat (FOZ) menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Kesembilan di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Kegiatan dengan protokol kesehatan (prokes) ini diselenggarakan mulai 3 sampai 4 Mei 2021.

Ketua Umum FOZ Bambang Suherman berharap, agenda tiga tahunan ini bisa menjadi momentum penting untuk seluruh anggota asosiasi. Para anggota dapat membicarakan lebih mendalam mengenai arah gerakan zakat ke depan. "Yakni melalui penguatan komitmen kolaborasi pemberdayaan masyarakat," kata Bambang dalam Konferensi Pers (Konpers) Munas FOZ Kesembilan di Kota Batu, Kamis (3/6).

Munas FOZ perlu dilakukan sebagai langkah kolaborasi dan integrasi program di antara beberapa pihak. Salah satunya melalui kolaborasi antara negara dengan pegiat pada sektor zakat.  Apalagi selama tiga tahun terakhir, FOZ sudah banyak melakukan upaya untuk mendukung pembangunan nasional terutama dalam isu pengentasan kemiskinan.

Ada pun upaya yang telah dilakukan FOZ antara lain menguatkan kompetensi dan kapasitas amil zakat. Kemudian meningkatkan pendampingan kelembagaan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). Langkah ini bertujuan guna memastikan program pemberdayaan masyarakat yang dibuat berorientasi pada pengentasan kemiskinan. 

FOZ juga sudah berusaha menciptakan ekosistem gerakan zakat selama tiga tahun terakhir. Upaya ini bertujuan untuk mendorong lahirnya banyak kolaborasi pemberdayaan masyarakat. Hal ini utamanya di antara para OPZ di berbagai daerah.

Dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang dikelola oleh OPZ juga telah disalurkan dalam berbagai macam bentuk program pemberdayaan masyarakat miskin. Secara umum, program yang dilakukan meliputi sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial kemanusiaan. "Ini sangat berhubungan dengan agenda pembangunan nasional," katanya.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) RI Kyai Haji Ma’ruf Amin mengapresiasi pemilihan tema Munas yang diangkat FOZ. Tema ini dinilai sangat tepat dan sesuai dengan kondisi aktual dan kebutuhan saat ini.

Menurut Ma'ruf, permasalahan kemiskinan Indonesia sebenarnya bersifat dimensional. Hal ini berarti penanganannya membutuhkan waktu dan peran dari berbagai pihak. Sebab, kemiskinan tidak hanya mengenai persoalan ekonomi tapi juga hal lain seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan lain-lain.

Seperti diketahui, saat ini dunia termasuk Indonesia masih berada di masa pandemi Covid-19. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat perekonomian mengalami penurunan. Pada kondisi ini, zakat dapat menjadi salah satu alat menahan penurunan daya beli masyarakat.“Peran ini seiring dengan berbagai bantuan sosial yang telah dikucurkan pemerintah selama masa pandemi,” katanya.

Ma'ruf mengungkapkan terdapat tiga tantangan besar yang akan dihadapi lembaga dalam mengelola dana zakat. Pertama, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi dengan program pemerintah seperti dalam isu kemiskinan dan kesenjangan sosial. "Terlebih dalam rangka pemulihan ekonomi akibat Covid-19," jelasnya.

Tantangan berikutnya terkait pengelolaan zakat yang akuntabel dan tepat sasaran. Kemudian juga memperhatikan standardisasi pengelolaan zakat secara global. 

Selanjutnya mengenai pemberdayaan zakat terhadap mustahik atau delapan ashnaf. Dalam hal ini baik individual atau pelaku usaha mikro sehingga dapat meningkatkan hidup mustahik atau penerima zakat. Hal ini tidak cukup dilakukan oleh pengelola zakat tapi seluruh pemangku kepentingan seperti asosiasi, pemerintah, otoritas, dan akademisi.

Melalui Munas FOZ Kesembilan, Ma'ruf berharap tali silaturahim antara lembaga pengelola zakat bisa diperkuat lagi. Dengan demikian, bisa menghasilkan menghasilkan program perbaikan, pengelolaan dan pemberdayaan yang dapat dijalankan secara berkelanjutan. 

Pada kesempatan sama, Menteri BUMN RI Erik Thohir mengungkapkan hal yang perlu diperhatikan FOZ terhadap keberlangsungan OPZ di lapangan. Lebih utamanya mengenai beberapa OPZ yang belum memiliki standard tata kelola baik.

Aspek ini harus diperhatikan agar bisa sama-sama  mensyiarkan dan menghimpun zakat sebagai ibadah fundamental bagi umat Islam. "Karenanya, kami dari MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) sangat menyambut baik kegiatan hari ini. Kita semua dari unsur pemerintah, swasta, BUMN, MES, hingga Forum Zakat merapatkan barisan, menyamakan langkah berkolaborasi, meningkatkan kompetensi untuk naik kelas bersama," kata pria yang juga Ketua Umum (Ketum) MES tersebut.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement