Sabtu 05 Jun 2021 10:49 WIB

OJK Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Daerah

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah yakni membangun kawasan.

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Warga menyeberang di zebra cross di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Foto: ANTARA FOTO
Warga menyeberang di zebra cross di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal ini mengingat ekonomi daerah merupakan ujung tombak perekonomian nasional.

"Kenapa daerah, karena ujungnya di daerah. Potensi pertumbuhan ada di daerah, sehingga perlu didorong. Kalau Jakarta bisnisnya lebih banyak transaksi internasional," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resmi seperti dikutip Sabtu (5/6).

Menurut dia salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah yakni membangun kawasan. Menurutnya pembangunan kawasan harus dilakukan secara terintegrasi, mulai dari terintegrasi antar pemerintah daerah, bahkan nasional dan provinsi."Ini penting bagaimana mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi," katanya.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah mengoptimalkan sektor wisata yang ada di daerah. Menurut dia, beberapa potensi pariwisata di Soloraya yang perlu dikembangkan di antaranya Sangiran, Borobudur, dan Keraton Surakarta."Dalam hal ini apa yang perlu dilakukan agar mobilitas wisatawan lancar, termasuk pengembangan jalur ringroad selatan, utara," ucapnya.

Dari sektor lain, dikatakannya, perhelatan juga bisa segera dilakukan untuk mendorong belanja masyarakat."Kalau perhelatan tidak dilakukan ya ekonomi akan sulit tumbuh positif," katanya.

OJK mencatat pada kuartal satu 2021 produk domestik bruto (PDB) secara nasional masih tumbuh negatif sebesar minus 0,74 persen. Adanya berbagai upaya yang dilakukan, dia berharap PDB pada kuartal dua 2021 sudah positif."Sumber PDB kita yang masih negatif dan perlu didorong di antaranya konsumsi dan investasi dalam negeri," katanya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement