Sabtu 05 Jun 2021 13:39 WIB

Masyarakat Berperan dalam Keamanan Tatap Muka di Sekolah

Pembelajaran tatap muka perlu dukungan semua pihak dengan pengawasan optimal

Rep: inas widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) memberikan pertanyaan kepada siswa saat uji coba pembelajaran tatap muka di SMP N 15 Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (31/5/2021). Pemerintah Kota Bogor melakukan uji coba perdana pembelajaran tatap muka terbatas terhadap sembilan sekolah tingkat SMP dan akan dilakukan terus secara bertahap untuk jenjang pendidikan lainnya.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) memberikan pertanyaan kepada siswa saat uji coba pembelajaran tatap muka di SMP N 15 Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (31/5/2021). Pemerintah Kota Bogor melakukan uji coba perdana pembelajaran tatap muka terbatas terhadap sembilan sekolah tingkat SMP dan akan dilakukan terus secara bertahap untuk jenjang pendidikan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Sri Wahyuningsih mengatakan aman tidaknya sekolah dari Covid-19 sebenarnya bergantung pada warga di dalamnya. Sekolah akan cenderung lebih aman jika warga di dalamnya patuh terhadap protokol kesehatan.

"Aman atau tidaknya sebetulnya kembali ke kita. Kesiapan sekolah dan masyarakat menyiapkan sekolah itu untuk menjadi aman untuk belajar di masa pandemi. Kalau kita selalu berpikir sekolah nggak aman dan kita tidak menyiapkan sekolah itu untuk aman maka nggak pernah aman," kata Sri, dalam diskusi daring Tatap Muka Demi Siswa, Sabtu (5/6).

Ia mengajak agar seluruh warga sekolah termasuk masyarakat untuk bersama bergerak menjaga keamanan kesehatan di sekolah. Suasana aman tersebut perlu ditimbulkan agar siapapun yang bertugas di dalam sekolah bisa merasa nyaman tanpa terlalu banyak khawatir.

Menurutnya, dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka menjadi penting. Tentunya, ia menambahkan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini wajib dilakukan dengan pengawasan yang optimal.

"Mari kita sama-sama mempersiapkan secara bersinergi supaya anak-anak kita tidak mengalami learning loss yang berkepanjangan. Solusinya adalah PTM," kata Sri menambahkan.

Pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah dilakukan secara terbatas. Sri menegaskan, apabila sekolah nantinya memberikan pilihan tatap muka untuk siswanya, maka kapasitas siswa di sekolah tidak boleh lebih dari 50 persen."Ini menjadi tanggung jawab sekolah di bawah koordinasi pemerintah daerah untuk mempersiapkan seperti apa PTM yang ada di sekolah," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement