REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagian orang mungkin ada yang pernah mengalami patah hati karena ditinggalkan kekasihnya. Padahal sangat mencintainya dan akan segera melangsungkan pernikahan. Semakin parah karena dalam kondisi demikian, dia juga kehilangan ayah dan ibunya.
Keadaan tersebut dialami seorang wanita di Mesir dan disampaikan kepada mubaligh Syekh Amr Khalid agar mendapatkan nasihat. Syekh Khalid menasihati tentang apa yang perlu dilakukan si wanita agar bisa mengatasi rasa sakit yang pedih itu.
Syekh Khalid mengatakan, ada dua cara untuk mengatasi masalah itu. Pertama, tinggalkan masa lalu yang kelam dan menyakitkan itu, meski tentunya masih ada rasa sakit hati atau bahkan sampai tidak bisa memaafkannya. Namun bagaimana pun, melupakan masa lalu dan lurus tegak memandang masa depan adalah cara terbaik untuk mengatasi itu semua agar bisa membuka lembaran baru yang indah.
Misalnya dengan memblokir teleponnya atau menutup semua informasi tentangnya, dan jangan perhatikan apa yang terjadi padanya, baik atau buruk. Dalam psikologi positif, ada latihan untuk hal ini.
Salah satunya, sebelum tidur membayangkan sedang keluar dari sebuah pintu lalu pergi dan berjalan seolah-olah orang yang telah bikin sakit hati itu tidak ada setiap hari. "Selama dua pekan, latihan ini bisa berpengaruh, mengurangi luka dan rasa sakit," tuturnya.
Cara kedua adalah dengan mengingat atau berdzikir kepada Allah SWT. Dzikir itu memurnikan pikiran dan membebaskan diri dari rasa sakit di masa lalu dan ketakutan terhadap masa depan.
Sehingga orang yang sedang mengalami masalah tersebut bisa menikmati momen bersama Allah SWT di luar ruang dan waktu. "Berdzikir bisa melupakan masa lalu dan mengatasi situasi sulit ini untuk memulai lembaran baru," ucapnya.
Sumber: masrawy