Rabu 09 Jun 2021 16:24 WIB

Satgas: Kasus Covid-19 di 9 Daerah Mengkhawatirkan

Kondisi penanganan Covid-19 di daerah-daerah tersebut mulai tak terkendali.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan keterangan pers di halaman Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Ahad (15/11).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan keterangan pers di halaman Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Ahad (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti daerah-daerah yang mengkhawatirkan dengan kondisi kenaikan kasus lebih dari 100 persen dan keterisian tempat tidur atau BOR lebih dari 70 persen pada tiga pekan pasca Idulfitri. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kondisi ini menunjukkan, penanganan di daerah-daerah tersebut mulai tak terkendali.

“Dan apabila terus dibiarkan seiring dengan bertambahnya kasus maka RS akan penuh dan pasien dengan gejala sedang, berat tidak dapat ditangani dengan cepat. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi kematian,” ujar Wiku saat konferensi pers, Rabu (9/6).

Kesembilan kabupaten kota tersebut yakni:

1. Kudus dengan kenaikan kasus bahkan mencapai 7.594 persen dan BOR sudah mencapai 90,2 persen.

2. Jepara dengan kenaikan kasus 685 persen dan BOR mencapai 88,18 persen.

3. Demak dengan kenaikan kasus 370 persen dan BOR mencapai 96,3 persen.

4. Sragen dengan kenaikan kasus 338 persen dan BOR mencapai 74,84 persen.

5. Bandung dengan kenaikan kasus 261 persen dan BOR mencapai 82,73 persen.

6. Kota Cimahi dengan kenaikan kasus 250 persen dan BOR mencapai 76,6 persen.

7. Pati dengan kenaikan kasus 205 persen dan BOR mencapai 89,57 persen.

8. Kota Semarang dengan kenaikan kasus 193 persen dan BOR mencapai 87,95 persen.

9. Pasaman Barat dengan kenaikan kasus 157 persen dan BOR mencapai 75 persen.

Lebih lanjut Wiku menekankan, tingginya kenaikan kasus di Kabupaten Kudus dan juga Bangkalan dalam beberapa hari terakhir ini harus menjadi pelajaran bersama sehingga kenaikan kasus benar-benar dapat diantisipasi.

“Antisipasi dengan mengenali karakter baik itu tradisi, budaya, kelemahan maupun kekuatan dari masing-masing wilayah sangatlah penting agar kasus dapat terkendali dan tidak meningkat secara signifikan,” jelas dia.

Dia melanjutkan, kepemimpinan kolaboratif di tingkat kabupaten kota, serta provinsi menjadi kunci penentu pendeteksian dini serta penyelesaian masalah yang terjadi. Wiku pun meminta kepala daerah di wilayah yang mengkhawatirkan tersebut dapat memperhatikan situasi di daerahnya masing-masing serta melakukan langkah perbaikan.

“BOR yang tinggi dapat diturunkan dengan mengonversi tempat tidur biasa dengan tempat tidur untuk layanan Covid-19 atau bisa juga mentransfer pasien ke RS di wilayah terdekat,” ujar Wiku.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement