REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beragam program dilakukan organisasi kepemudaan Islam untuk melakukan kaderasi daiyah (dai perempuan). Salah satunya yang ditempuh Aisyiyah Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah dan Koordinator Bidang Tabligh dan Pengkaderan, Aisyah Siti, mengatakan minimnya daiyah tampil di media TV maupun online karena beberapa hal di antaranya, kesempatan yg diberikan pada daiyah terbatas.
Di televisi memiliki kriteria, yg terkadang tdk seirama dengan budaya daiyah. Dari pihak daiyah sendiri, tidak terbiasa mengajukan diri untuk tampil.
"Kami punya program mengembangkan daiyah tampil di media. Program itu juga merupakan amanat Muktamar 'Aisyiyah ke-47 2015 di Makasar,"ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (8/6).
Di Aisyiyah, leading sector pembinaan daiyah ada di Majelis Tabligh. Beberapa program diantaranya pelatihan daiyah, pelatihan public speacking, menyelenggarakan pengajian via zoom meeting yg diisi oleh daiyah, rekaman ceramah via video seperti youtube.
Di pusat, wilayah, daerah selama Ramadhan, pengajian via zoom, video, juga lomba ceramah via video. Kajian siarab langsung melalui instagram tentang Fikih Perempuan juga sering dilakukan.
Banyaj daiyah juga telah mengisi televisi dan radio setempat. Tak hanya itu mereka juga membuat info grafis pesan-pesan tabligh dan melalui Suara 'Aisyiyah, ada rubrik tabligh yg diisi daiyah. Serta menerbitkan buku materi tabligh.
Saat ini belum ada data daiyah yang khusus tampil di media. Namun data daiyah yang telah masuk saat ini berjumlah 18.626 orang. Secara umum, baik di tingkat pusat, wilayah, dan daerah, para daiyah telah melakukan tabligh media.
Meski masih minim tampil di televisi, menurut Aisyah, daiyah penting bertabligh di hadapan media massa, karena jangkauannya lebih luas, dapat diikuti berulang-ulang.