REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus mengakselerasi penerapan digitalisasi penyeberangan melalui metode pembayaran nontunai menggunakan kartu elektronik, di sejumlah lintasan di Indonesia.
Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengatakan, lintasan penyeberangan yang telah menerapkan metode pembayaran tiket ferry secara nontuni tersebar dari kawasan barat hingga timur Indonesia. Mulai dari lintasan Ajibata-Ambarita (Danau Toba), Ujung-Kamal (Surabaya), Lembar-Padangbai (Lombok-Bali), Ketapang-Lembar (Jawa-Lombok), Kayangan-Pototano (NTB), Penajam-Kariangau (Balikpapan), Telaga Punggur-Tanjung Uban (Batam), dan Bolok-Rote-Larantuka-Aimere-Sabu-Lewoleba-Kalabahi (Kupang).
Shelvy menjelaskan, lintasan Kayangan-Pototano di Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan salah satu lintasan yang cukup ramai muatannya, baik penumpang dan angkutan barang. Rata-rata pencapaian trafik hingga 1.500 transaksi per hari.
Untuk di Kayangan, ASDP menargetkan penerapan transaksi pembayaran nontunai menggunakan kartu elektronik dapat terealisasi 30 Juni mendatang. "Saat ini kami terus melakukan sosialisasi sehingga dapat berjalan lancar hingga hari H nanti, di awal Juli 2021," ucap Shelvy.
Shelvy mengakui, digitalisasi penyeberangan merupakan target jangka panjang. Hal ini merupakan tantangan bagi ASDP dalam mengimplementasikannya di seluruh lintasan yang dikelola. Namun, ASDP yakin antusiasme pengguna jasa yang membeli tiket ferry dengan metode pembayaran nontunai terus meningkat.
Terlebih, dengan gaya hidup digital belanja daring yang menjadi keseharian masyarakat, digitalisasi merupakan keniscayaan. "Kini, pengguna jasa ferry sudah semakin teredukasi melakukan pembayaran tiket ferry dengan kartu elektronik yang prosesnya sederhana, mudah dan cepat," ujar Shelvy.
Hal ini, kata Shelvy, menjadi bukti dalam dua tahun terakhir ini, masyarakat telah melek dengan perubahan dan bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi.