Sabtu 12 Jun 2021 07:14 WIB

Wiku: Pasien Masuk di RS Wisma Atlet Naik Signifikan

Wiku minta pemerintah daerah tak terus-menerus mengandalkan Wisma Atlet.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Mobil ambulans memasuki area Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mobil ambulans memasuki area Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, terjadinya kenaikan jumlah kasus secara signifikan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta. Berdasarkan data Satgas, angka BOR di RS Wisma Atlet Jakarta telah mencapai 67,05 persen per Jumat (11/6).

Selain melihat dari kenaikan data BOR, indikator yang dapat dilihat lainnya, yakni banyaknya pasien masuk harian di Wisma Atlet. “Hal ini dapat menggambarkan kegawatan yang terjadi karena semakin tinggi pasien harian yang masuk, maka semakin menunjukkan kegawatan situasi,” kata Wiku saat konferensi pers, Jumat (11/6).

Baca Juga

Kenaikan kasus harian di tempat isolasi terpusat ini mencapai 359 persen, dari yang sebelumnya 125 pasien masuk dalam satu hari menjadi 574 pasien masuk per Jumat (11/6) pukul 6 pagi. Berdasarkan laporan per 8 Juni, pasien yang masuk ke Wisma Atlet pada tanggal tersebut didominasi dari Kecamatan Cipayung, Kecamatan Ciracas, dan Kecamatan Pasar Minggu.

Wiku meminta agar kondisi ini perlu disikapi segera oleh seluruh kepala daerah terkait. Ia menegaskan, peningkatan pasien masuk harian dan juga BOR di Wisma Atlet ini juga menjadi alarm keras bagi seluruh pihak. Ia pun meminta pemerintah daerah agar tak terus-menerus mengandalkan Wisma Atlet sebagai buffer dari fasilitas pelayanan Covid-19.

“Antisipasi kenaikan kasus dan peningkatan BOR di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya tetap harus dilakukan agar dapat meminimalisasi kemungkinan penuhnya rumah sakit dan Wisma Atlet secara bersamaan dan pasien Covid-19 tidak dapat ditangani,” kata Wiku.

Ia mengingatkan kepala daerah agar melihat kondisi Covid-19 hingga tingkat kecamatan. Penanganan yang dilakukan secara spesifik dan tepat sasaran, kata dia, akan berdampak pada percepatan perbaikan kondisi.

Wiku mengatakan, kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan, termasuk mobilitas antarwilayah yang terjadi selama periode Idul Fitri, seharusnya benar-benar dapat menjadi pelajaran. Selain itu, penanganan pandemi ini juga membutuhkan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat sehingga dapat memberikan dampak yang maksimal.

“Saya minta kepada pemda untuk segera konversi tempat tidur semaksimal mungkin dan buka tempat isolasi terpusat jika memungkinkan untuk menjaga beban rumah sakit dan tenaga kesehatan agar tidak kewalahan. Mohon kerja sama tiap kabupaten kota untuk saling bahu membahu secara aktif,” ucap Wiku.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement