REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satgas Covid-19 PB IDI Prof Zubairi Djoerban mengutarakan kekhawatirannya mengenai potensi penularan Covid-19 di Indonesia karena gelaran Euro 2020. Ia mewanti-wanti masyarakat agar tak menggelar ajang nonton bareng (nobar) secara offline alias tatap muka.
Gelaran Piala Eropa 2021 resmi dibuka pada Sabtu ini setelah tertunda karena pandemi Covid-19. Pada pertandingan pembukaan Euro 2020 Sabtu dini hari tadi, Italia sukses menggulung Turki tiga gol tanpa balas. Zubairi mengingatkan para penonton Euro untuk terus menaati protokol kesehatan (prokes), yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Selamat untuk fan sepak bola. Akhirnya, Euro 2020 dimulai setelah tertunda. Siapa pun jagoan kalian, harap memperhatikan prokes," kata Prof Zubairi dalam akun Twitter resminya @ProfesorZubairi yang dikutip Republika.co.id pada Sabtu (12/6).
Zubairi menyebut bahwa kenaikan kasus harian positif Covid-19 di Indonesia berada dalam taraf serius. Kasus harian Covid-19 di Tanah Air saat ini mencapai 8.000 kasus. Atas dasar itulah, ia meminta agar masyarakat tak mengabaikan prokes.
"Jangan nobar offline dulu. Sebab, kenaikan angka kasus harian Covid-19 kita cukup signifikan: kembali mencapai 8.000 kasus. Saya minta, jangan abai," ujar Prof Zubairi.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan terjadinya lonjakan kasus positif secara nasional pada Kamis (10/6) yang mencapai hingga 8.892. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Februari 2021 lalu.
Satgas mencatat, provinsi-provinsi di Pulau Jawa menyumbangkan kenaikan kasus yang sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir ini. Di Jawa Tengah, kenaikan kasus dalam 10 hari terakhir ini bahkan mencapai 80 persen. Sedangkan, angka BOR di ruang isolasi rumah sakit rujukan di daerah ini mencapai 66,89 persen.
Di DKI Jakarta, satgas mencatat provinsi ini mengalami kenaikan kasus yang paling signifikan. Dalam 10 hari, kenaikan kasus bahkan mencapai lebih dari 302 persen. Sedangkan, angka BOR di provinsi ini mencapai 62,13 persen.
Sementara itu, di Jawa Barat tercatat mengalami kenaikan kasus sebesar 49 persen dengan angka BOR sebesar 61,75 persen. Jawa Timur mencatatkan kenaikan kasus hingga 89 persen dengan angka BOR mencapai 31,57 persen.